Biak (Antara Papua) - Remon Hendrik Kawer, ayah dari Mayor Pnb Marlon Ardiles Kawer sang pilot pesawat Hercules yang jatuh di sekitar Gunung Lisuwa, Kampung Maima, Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Minggu pagi, belum memutuskan lokasi pemakaman anaknya.

"Saya belum tahu apakah dimakamkan di Biak atau di Malang, masih menunggu keputusan keluarga," kata Remon Hendrik Kawer, yang mengaku masih harus berkomunikasi dengan isteri korban di Malang, Jawa Timur, ketika ditemui di lapangan Terbang Lanud STAB, Minggu siang.

Ia mengakui anak pertamanya yang tewas saat Hercules A1330 Hsa 334 jatuh itu telah mengabdi sebagai prajurit TNI AU sejak 2003 dengan pangkat Letnan dua.

Disinggung tentang firasat apa yang ada sebelum anaknya itu tewas, Remon mengaku tidak ada sebab anaknya merupakan sosok prajurit TNI AU yang ceria dan senang bergaul dengan siapa pun di lingkungan tempat tugas.

"Selama almarhum bertugas di Lanud Abdurrahman Saleh Malang selalu rutin ke Biak," ujarnya.

Mayor Pnb Marlon Kawer menetap di Malang bersama isteri dan dua anak yang masih balita.

Selain sang pilot, 11 kru pesawat Hercules lainnya yakni Kapten J. Hotian F. Saragih (Penerbangan BR), Lettu Hanggo Fitradhi (Penerbangan II), Lettu Fajar Prayogo (Navigator I), Peltu Lukman Hakim (Juru radio udara).

Berikut, Peltu Suyata (Juru mesin udara I), Peltu Khusen (Juru mesin udara II), Serma Khodori (Juru mesin udara II), Peltu Agung (Load master II), Serma Fatoni (Load master I), Serda Suyanto (Extra Crew), dan Peltu Agung Tri (Load master I).

Sedangkan seorang penumpang pesawat Hercules itu yang juga tewas dilaporkan merupakan anggota TNI berpangkat perwira pertama dari Satuan Radar Saumlaki. (*)

Pewarta : Pewarta: Muhsidin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024