Serui (Antara Papua) - Warga pemilik kendaraan roda dua maupun roda empat di Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua belum menggunakan bahan bakar minyak (BBM) pertalite.

"Warga Serui khususnya pemilik kendaraan roda dua maupun roda empat belum menggunakan bahan bakar pertalite, karena belum masuk ke stasiun pengisian bahan bakar umum di Serui," kata Elisa Merani, salah satu warga Serui, di Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Rabu.

Menurut Elisa, seandainya ada BBM pertalite itu, pasti banyak warga yang mencarinya karena meskipun harganya lebih mahal dari premium, namun membuat mesin kendaraan lebih awet dan irit daripada harus antre di SPBU untuk mendapatkan premium.

Warga juga memiliki alternatif pilihan BBM, sehingga para pemilik kendaraan tidak susah antre BBM premium (bensin) lagi kalau pertalite tersedia.

"Kami antre di SPBU terkadang tidak kebagian premium, sehingga terpaksa membeli premium eceran atau botolan yang harganya relatif lebih tinggi dari pertalite," ujarnya lagi.

Diduga pengguna kendaraan di Serui kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak premium karena banyak penyedot tanpa izin resmi.

"Banyak warga yang mempertanyakan bahan bakar minyak pertalite namun lebih khusus pemilik kendaraan mobil mewah yang sering menanyakan bahan bakar minyak tersebut, kenapa belum tersedia di SPBU Serui," ujarnya pula.

Pertalite adalah BBM jenis baru yang diproduksi Pertamina, dan jika dibandingkan dengan premium, pertalite memiliki kualitas bahan bakar lebih bagus karena memiliki kadar Research Oktan Number (RON) 90, di atas premium yang hanya memiliki RON 88.

Berdasarkan uji antara pertalite dan premium, menunjukkan bahwa penggunaan bahan bakar pertalite akan membuat kendaraan dalam pemakaian BBM lebih irit. (*)

Pewarta : Pewarta: Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024