Jayapura (Antara Papua) - Pengoperasian gedung dan ruang operasi jantung milik RSUD Jayapura hingga kini masih menunggu persetujuan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) yang akan diberikan setelah dilakukan pemeriksaan ruangan tersebut.

Direktur RSUD Jayapura drg Joseph Rinta, di Jayapura, Minggu, mengatakan hingga kini ruangan yang baru dibangun itu masih masuk dalam daftar tunggu untuk diperiksa tentang layak atau tidak, serta kemungkinan terjadi radiasi.

"Pengecekan perlu dilakukan baik kelayakan gedung maupun tingkat radiasinya," kata drg Rinta.

Selain menunggu izin tersebut, manajemen rumah sakit juga terus melakukan pendekatan dengan PT PLN setempat untuk ketersediaan listriknya.

Menurutnya, bila sudah ada persetujuan Bapeten, maka gedung yang dibangun dengan menghabiskan dana sekitar Rp60 miliar itu siap dioperasikan.

Dia mengatakan, pengoperasian gedung khusus jantung bekerja sama dengan RS Harapan Kita Jakarta, dan nantinya selain digunakan untuk melakukan CT scan dan katerisasi jantung serta laboratorium.

RSUD Jayapura sudah melakukan penandatanganan kerja sama dengan RS Harapan Kita, sehingga tiga dokter jantung yang dimiliki saat ini secara bergantian dilatih di rumah sakit tersebut termasuk perawat yang bertugas di ruang jantung.

Saat ditanya tentang jumlah penderita jantung, Direktur RSUD Jayapura itu menyebutkan jumlah pasien jantung yang berobat ke klinik jantung setiap hari mencapai 50-an orang dan sebagian di antaranya harus melakukan katerisasi.

"Dengan beroperasi ruang jantung diharapkan tidak ada lagi pasien jantung yang dirujuk karena sudah dapat ditangani di RSUD Jayapura ini," kata drg Joseph Rinta pula. (*)

Pewarta : Pewarta: Evarukdijati
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024