Jayapura (Antara Papua)- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua mencatat 60 kasus filariasis/kaki gajah sepanjang tahun 2005 hingga 2016 di Kota Jayapura.

"Kasus filariasis/kaki gajah data terakhir ada 60 kasus penyakit kaki gajah di Kota Jayapura," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Masyarakat (P2PM) Dinkes Papua, Aaron Rumainum di Jayapura, Rabu.

Data 60 kasus kaki gajah itu sepanjang 2005 sampai 2016 dari seluruh di Kota Jayapura dan itu yang klinis terkena kaki gajah.

"Misalkan klinis filariasis itu ada 10 orang yang akut berarti ada 100 orang yang di dalam darahnya itu ada cacing filaria," ujarnya.

Ia menjelaskan, kemudian data cakupan warga yang minum obat kaki gajah itu mencapai 85 persen.

"Pencegahan kaki gajah melalui pemberian obat kaki gajah sejak 2016 itu mencapai 85 persen," ujarnya.

Aaron mengingatkan bahwa jika pasien kaki gajah yang sudah klinis kemudian diberikan obat maka pembengkakan akibat penyakit itu tidak akan turun.

Obat yang diberikan hanya mencegah dan melumpuhkan kuman sehingga tidak naik lagi ke stadiun yang lebih besar lagi.

"Minimal kumannya bisa dilokalisir, cacingnya bisa dilumpuhkan atau dimatikan sehingga dia tidak beranak lagi," ujarnya.

Ia menambahkan, cacing filaria itu dalam sehari bisa beranak 100 kali sehingga perlu dicegah secara dini. (*)

Pewarta : Pewarta: Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024