Sentani (Antara Papua) - Calon Bupati (Cabup) Jayapura nomor urut 1, Mathius Awaitauw membantah adanya dugaan keterlibatan para aparatur sipil negara (ASN), khususnya para kepala distrik dan kepala kampung dalam pilkada Rabu (15/2) untuk memenangkan kandidat tertentu.

"Harus punya data itu yang otentik, itu penting, tidak bisa katanya, tidak bisa menuduh," kata Mathius di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu.

Menurut Mathius yang juga kandidat petahana itu, apa yang dituding kepadanya dan calon wakilnya Giri Wijiantoro sangat tidak berdasar karena hanya berdasarkan omongan orang tanpa memberikan bukti yang sahih, sehingga membuat publik tergiring pada opini tertentu.

"Kalau kata-kata atau kalimat yang saya sampaikan kepada para kepala distrik dan kepala kampung itu, adalah tolong jaga pilkada ini harus sukses dan demokratis, kalau ada yang datang menawarkan hal-hal yang bisa mempengaruhi hasil pilkada, tolong kasih tahu masyarakat agar ditolak, itu sudah jauh-jauh hari saya sampaikan," katanya.

Mathius mengaku bahwa ada pasangan tertentu yang ingin mempersoalkan pertemuan semasa ia menjabat bupati pada tahun lalu, sebelum pilkada bergulir.

"Yang mereka persoalkan itu adalah pertemuan tanggal 13 beberapa bulan lalu di kantor bupati, yah saya kan bupati. Saya harus mengecek kesiapan dilapangan, cek sejauh persiapan musrenbang, sementara ini sudah masuk bulan Februari," katanya.

"Saya punya kewajiban mengecek dan mengevaluasi dengan Kepala Bapeda, BPMK dan kepala bagian pemerintah, kami cek semua pekerjaan dilapangan. Itu harus dicek apa yang dibicarakan disitu, jangan orang melihat di situ ada kumpul terus dianggap itu ada. Tidak bisa seperti itu, ini pertemuan terbuka di aula, dihadiri banyak orang, begitu," sambungnya.

Mengenai adanya laporan bahwa KPU Kabupaten Jayapura melayangkan surat ke Panwas setempat terkait adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh oknum ASN yang ingin memenangkan kandidat tertentu, Mathius mengaku sudah mendengar hal itu.

"Saya sudah dengar, ada suratnya sudah saya tahu, bagaimana KPU mengirimkan dan memuat sejumlah poin-poin. Ini tidak bisa dilakukan oleh Ketua KPU, melaporkan kepada Panwas, itu sama saja melaporkan diri sendiri dengan tidak disertai data apapun," katanya.

"Saya berharap ini tidak boleh dimainkan suasana batin masyarakat untuk ikut ikut serta dalam persoalan pilkada ini. Tapi justru penyelengara yang terbalik melakukan upaya-upaya pembusukan di Kabupaten Jayapura, ini luar biasa yang saya lihat," lanjutnya.

Untuk itu, Mathius yang telah selesai dari masa cutinya dan kembali memimpin Kabupaten Jayapura mengimbau kepada masyarakat agar bisa berpikir jerni, tidak cepat terpengaruh dengan ajakan atau kepentingan kelompok yang bisa mengganggu stabilitas keamanan dan kenyamanan di Bumi Kenambay Umbay. (*)

Pewarta : Pewarta: Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024