Wamena (Antara Papua) - Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Tinggal Wusono mengimbau pasien Tuberculosis (TBC) di wilayah itu untuk rutin berobat agar penyakit yang diderita tidak menyebar ke anggota keluarga atau warga terdekat.

"Terkait TBC ini, cukup tinggi kasusnya di daerah ini, tetapi banyak temuan mereka tidak melakukan pengobatan secara berkelanjutan, semestinya selama enam bulan rutin berobat agar tidak menyebarkan melalui udara kepada orang-orang di sekitar penderita," kata Tinggal di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Kamis.

Upaya dinas kesehatan dalam penanganan TBC, kata dia, antara lain merekrut sejumlah tenaga pendamping untuk memantau proses pengobatan pasien.

"Hanya kadang-kadang saat pedamping yang dibiayai turun sampai ke lokasi, pasiennya tidak ada di tempat," katanya.

Ia menjelaskan bahwa hingga kini masih ada sebagian penderita TBC yang tidak terdaftar sebab mereka tidak memiliki identitas diri yang jelas.

"Terkait TBC di Pegunungan tengah kita sudah terhubung dengan kabupaten sekitar seperti Tolikara, Lanny Jaya, tetapi karena mereka tidak punya identitas yang jelas sehingga kita sulit mendeteksi yang bersangkutan kapan harus minum obat, kapan kita harus mengecek ke lapangan. Harapan kami dengan identitas mereka yang jelas, itu memudahkan pasien untuk kita tindak lanjut dalam pengobatan," ujarnya.

Tinggal menambahkan bahwa umumnya pasien yang sudah berobat di Kabupaten Jayawijaya bisa terdeteksi di kabupaten lain namun dengan nama yang berbeda sehingga data penderita TBC di pegunungan belum bisa dipastikan jumlahnya.

"Kasus yang terjadi adalah sebagian besar yang tidak terlayani itu karena identitas. Di sana (kabupaten lain) namanya berbeda, di sini (Kabupaten Jayawijaya) namanya berbeda sehingga kita sulit memantau," ujarnya. (*)

Pewarta : Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024