Timika (Antara Papua) - Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua mengagendakan kegiatan pelatihan pengolahan informasi pengembangan pariwisata.
"Kegiatan tersebut dimaksudkan agar dapat melatih pelaku pariwisata untuk dapat mengolah informasi dan menyajikannya kepada masyarakat luas sebagai salah satu bentuk promosi tentang pariwisata yang ada di Mimika," kata Kepala Disporapar Mimika, Mohammad Toha di Timika, Selasa.
Toha mengakui bahwa selama ini promosi tentang potensi pariwisata di Mimika minim. Untuk itu ia berharap dengan dilaksanakan pelatihan tentang promosi pariwisata tersebut nantinya dapat meningkatkan promosi potensi pariwisata yang ada di wilayah itu.
Selain pelatihan tentang promosi pariwisata, kegiatan lain yang akan dilaksanakan adalah pembangunan MCK dan kamar ganti di enam distik pesisir pantai yang memiliki potensi sebagai tempat wisata.
"Alokasi dana yang diberikan sebesar Rp600 juta dari Dana Alokasi Khusus (DAK)," kata Toha.
Ia menilai dana tersebut terlampau kecil jika dibandingkan dengan biaya yang harus digelontorkan untuk pembangunan.
"Otomatis Rp100 juta untuk satu titik tetapi kan jarak ke tempat sasaran itu sangat jauh dan berada di pesisir pantai," ujarnya.
"Kami akan lakukan koordinasi dengan Bappeda Mimika untuk kegiatan pembangunan ini. Kalau memang tidak bisa ya kita tidak laksanakan," ujarnya.
Selain itu menurut Toha, ketersediaan air bersih juga harus dipikirkan. Tidak efektif jika MCK dan kamar ganti dibangun namun tidak dapat digunakan. (*)
"Kegiatan tersebut dimaksudkan agar dapat melatih pelaku pariwisata untuk dapat mengolah informasi dan menyajikannya kepada masyarakat luas sebagai salah satu bentuk promosi tentang pariwisata yang ada di Mimika," kata Kepala Disporapar Mimika, Mohammad Toha di Timika, Selasa.
Toha mengakui bahwa selama ini promosi tentang potensi pariwisata di Mimika minim. Untuk itu ia berharap dengan dilaksanakan pelatihan tentang promosi pariwisata tersebut nantinya dapat meningkatkan promosi potensi pariwisata yang ada di wilayah itu.
Selain pelatihan tentang promosi pariwisata, kegiatan lain yang akan dilaksanakan adalah pembangunan MCK dan kamar ganti di enam distik pesisir pantai yang memiliki potensi sebagai tempat wisata.
"Alokasi dana yang diberikan sebesar Rp600 juta dari Dana Alokasi Khusus (DAK)," kata Toha.
Ia menilai dana tersebut terlampau kecil jika dibandingkan dengan biaya yang harus digelontorkan untuk pembangunan.
"Otomatis Rp100 juta untuk satu titik tetapi kan jarak ke tempat sasaran itu sangat jauh dan berada di pesisir pantai," ujarnya.
"Kami akan lakukan koordinasi dengan Bappeda Mimika untuk kegiatan pembangunan ini. Kalau memang tidak bisa ya kita tidak laksanakan," ujarnya.
Selain itu menurut Toha, ketersediaan air bersih juga harus dipikirkan. Tidak efektif jika MCK dan kamar ganti dibangun namun tidak dapat digunakan. (*)