Jayapura (Antara Papua) - Perekrutan tenaga satuan tugas pelayanan kesehatan kaki telanjang, terbang, dan terapung untuk tahun 2017 di Provinsi Papua terkendala biaya, sehingga jumlah tenaganya harus dibatasi.

"Kalau tahun 2016 ada anggaran Rp14 miliar lebih untuk merekrut tenaga satgas kesehatan, tahun 2017 ini hanya sekitar Rp8 miliar. Berarti kami sudah tidak bisa buka ruang yang lebih besar lagi," kata Kabid Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Lesman Tabuni di Jayapura, Jumat.

Menurut dia, penempatan satgas kesehatan kaki telanjang, terbang dan teraping ini di masing-masing puskesmas ditiap kabupaten juga di batasi.

"Tahun 2015 setelah bapak kepala dinas melakukan program ini kemudian setelah kita rekrut 80 tenaga satgas dan ditempatkan di masing-masing puskesmas di sembilan kabupaten yang ada di provinsi Papua, itu sudah percontohan, ternyata bagus," ujarnya.

"Banyak catatan-catatan yang masuk ke bapak kepala dinas akhirnya bapak kepala dinas membuka peluang yang lebih besar," ujarnya lagi.

Akhirnya, lanjut dia, pada 2016 jumlah tenaga satgas kesehatan yang diterima sebanyak 162 orang dan ditempatkan di 27 titik puskesmas di 18 kabupaten di provinsi Papua.

"Ternyata program ini lebih bagus lagi dan harus lebih ditingkatkan sehingga bapak kepala Dinas Kesehatan Papua mempunyai suatu mimpi besar bahwa pada 2017 ini harus rekrut 200 orang tenaga satgas kesehatan,"

Dia menambahkan, mimipi besar itu tengah diperjuangkan oleh pak Kepala Dinas Kesehatan ke berbagai pihak yang berkompeten di antaranya DPR Papua dan juga tim penyusun anggaran, namun tidak merespon dengan baik.

Akhirnya, beberapa tenaga satgas kaki telanjang di tahun ini seperti tenaga analis tidak direkrut di tahun karena keterbatasan dana.

"Puskesmas yang ditentukan dimasing-masing kabupaten yang ada di Provinsi Papua juga dibatasi," katanya. (*)

Pewarta : Pewarta: Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024