Setelah menggelar musyawarah daerah (musda) III pada 16 Mei 2017 yang sempat tertunda hingga empat kali, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Provinsi Papua akhirnya menetapkan Lukas Enembe kembali menjadi ketuanya untuk periode 2017-2022.

Ini merupakan tahun ketiga bagi seorang Lukas Enembe menahkodai partai berlambang mercy ini di Bumi Cenderawasih, yakni sejak 2006 hingga 2016.

Bahkan dalam musda yang digelar di Kabupaten Biak Numfor tersebut, Lukas Enembe merupakan calon tunggal yang akhirnya terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Papua kembali.

Dengan terpilih kembali sebagai ketua partai, Lukas Enembe pun diusung menjadi calon gubernur pada pilkada 2018 di mana Provinsi Papua menjadi salah satu pesertanya.

Setelah menggelar musda yang diikuti oleh 29 Dewan Pimpinan Cabang (DPC), akhirnya Partai Demokrat pun mendeklarasikan Lukas Enembe sebagai calon Gubernur Papua untuk pilkada 2018.

"Saya siap mengemban amanah yang diberikan seluruh DPC (Dewan Pimpinan Cabang) dan menetapkan dua agenda utama yang akan digenjot dalam waktu dekat," kata Lukas Enembe di Biak.

Agenda pertama yang akan dilakukan Lukas Enembe tentunya melengkapi struktur dan pengurus DPD Partai Demokrat Provinsi Papua, melalui tim formatur yang sudah terbentuk.

"Yang kedua, mensukseskan pelaksanaan Pilkada Gubernur 2018 yang diikuti Pemilihan Legislatif (Pileg) DPR RI, DPR Papua, DPRD dan DPD RI serta Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019," ujarnya yang masih aktif menjabat sebagai Gubernur Papua.

Dalam catatan Lukas Enembe, terdapat sejumlah agenda politik besar menanti sehingga pihaknya mengharapkan semua pihak bersungguh-sungguh melaksanakan tanggung jawab tersebut.

Yang mana Lukas juga akan mendorong konsolidasi bersama seluruh DPC, terutama ketika musyawarah cabang yang akan dilaksanakan sesuai wilayah adat.

Euforia Deklarasi Demokrat

Kabupaten Biak Numfor merupakan tempat terakhir Lukas Enembe melakukan kampanye terakhir pada empat tahun lalu ketika akan maju mencalonkan diri sebagai Gubernur Papua periode 2013-2018.

Untuk itu, kabupaten yang dikenal sebagai kota karang panas ini pun ditetapkan sebagai tempat deklarasi bagi Lukas Enembe ketika terpilih kembali sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Papua periode 2017-2022.

Deklarasi ini digelar di Lapangan Cenderawasih, Kabupaten Biak Numfor dan diikuti oleh seribuan masyarakat serta simpatisan pendukung Partai Demokrat pada Rabu (17/5).

Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Biak Numfor Thomas Ondy pun menyediakan 100 ekor babi dan 10 ribu nasi kotak bagi masyarakat serta panggung hiburan rakyat untuk memeriahkan deklarasi Lukas Enembe sebagai calon Gubernur Papua pada pilkada 2018.

Lapangan Cenderawasih Kabupaten Biak Numfor itu pun pada Rabu siang (17/5) nampak berwarna kebiruan karena perpaduan warna kaos masyarakat dan simpatisan pendukung yang hadir serta bendera-bendera partai berlambang mercy yang dipasang di sekelilingnya.

Kemeriahan deklarasi ini pun nampak terlengkapi dengan kehadiran Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Hinca Panjaitan dan rombongan dari Jakarta.

"Di hadapan seluruh masyarakat dan puluhan ribu pasang mata yang ada di lapangan ini dengan harapan Papua bisa bangkit, bisa sejahtera, oleh karena itu atas nama Dewan Pimpinan Partai Demokrat yang hadir, kami akan meneruskan ke Ketua Umum Partai agar segera ditindaklanjuti," kata Hinca Panjaitan.

Menurut Hinca, dari 171 pilkada putaran ketiga yang akan segera berlangsung 2018 dan merupakan pesta demokrasi terbesar di dunia, maka tercatat 17 pemilihan gubernur di mana 11 di antaranya terdapat di Papua.

"Kalau yang lalu kami tuntaskan di Aceh gubernurnya dari Demokrat, maka dipastikan di timur pun ada Demokrat," ujarnya.

Hinca pun berpesan pada Lukas Enembe selaku kepala daerah untuk melanjutkan tugasnya sampai tuntas, di mana pertama-tama menyiapkan untuk periode kedua, lalu menuntaskan dengan cepat agar Papua jadi yang diinginkan, yakni bangkit, mandiri dan sejahtera.

Duet Pasangan Lama
Ketika mencalonkan diri sebagai Gubernur Papua, Lukas Enembe berpasangan dengan Klemen Tinal dan memimpin hingga hampir habis masa jabatan yakni 2018.

Lukas pun nampak memberikan peluang akan menyunting Klemen Tinal kembali sebagai pasangannya dalam pilkada 2018.

"Kemungkinan besar akan kembali berduet dengan Klemen Tinal, karena hingga empat tahun kepemimpinan kami berjalan dengan baik," kata Lukas.

Lukas menuturkan selama ini terdapat gubernur dan wakilnya, bupati dan wakilnya, wali kota dan wakilnya bermasalah, namun pihaknya menyakinkan bahwa dirinya dan Klemen Tinal berjalan baik serta aman.

Bersama Klemen Tinal, Lukas optimis bisa kembali memenangkan pilkada gubernur dan wakil gubernur pada 2018, di mana meski demikian pihaknya tidak memandang remeh para lawannya.

"Menurut saya, semua warga Papua memiliki kesempatan yang sama di tanah ini," ujarnya.

Selain itu, Lukas juga memprediksi di Papua terdapat tiga juta pemilih, di mana 1,2 juta saja diperoleh pihaknya sudah lebih dari cukup untuk memenangkan pesta demokrasi pada 2018 tersebut.

Lukas Enembe yang kini masih menjabat sebagai Gubernur Papua mengatakan selama empat tahun tepatnya pada 9 April 2013 hingga April 2017 dirinya diberikan kepercayaan bersama wakilnya memimpin Papua, dengan situasi yang berbeda dengan dari sebelumnya.

"Empat tahun kami hadapi tantangan luar biasa, saya mau katakan waktu ini tidak cukup untuk menyelesaikan semua program yang telah disusun namun yang jelas saya ingin menjaga rakyat Papua," ujarnya lagi.

Menurut mantan Bupati Puncak Jaya ini, orang Papua harus bangkit dari penderitaan dan tidak boleh ada lagi ada kemiskinan, keterbelakangan di mana rakyatnya tidak boleh habis dan terbunuh.

Selama kepemimpinannya itu dirinya mengklaim telah membuat rekonsiliasi, baik itu dengan Pemerintah Pusat dan daerah, misalnya antara DPRP dan juga MRP.

"Kami harus bersatu membangun Papua yang dihuni 250 suku, sebab tanpa tersebut tidak dapat berbuat apa-apa," katanya lagi.

Selama empat tahun ini, Lukas telah berusaha melaksanakan program pemerintahan sesuai dengan yang rakyat mau, di mana sebagai mantan bupati di wilayah pegunungan Papua, dirinya mengakui sangat susah sekali mengelola penggunaan dana Otonomi Khusus (Otsus) karena ketika itu, porsi yang diberikan sangat kecil.

Akhirnya ketika rakyat memberikan kepercayaan kepada dirinya bersama Klemen Tinal menjadi pemimpin rakyat, diberikannya porsi dana Otsus kepada kabupaten dan kota sebesar 80 persen.

"Sekarang bupati boleh bergaya dan berbuat semaunya untuk membangun daerahnya karena mempunyai dana Otsus yang besar, sebab para bupati tersebut yang memiliki rakyat," tambahnya.

Jadi jika bupatinya berhasil, berarti gubernurnya juga ikut berhasil karena harapan Lukas sebagai gubernur, rakyat Papua harus mandiri dan sejahtera. (*)

Pewarta : Oleh Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024