Jayapura (Antara Papua) - Aloysius Giyai yang menjabat Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, merupakan bagian dari 12 lulusan terbaik Diklat Kepemimpinan Tingkat II yang diselenggarakan oleh Lembaga Adminitrasi Negara (LAN) Republik Indonesia di Jakarta, sejak Februari hingga Juni 2017.

"Saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan yang menciptakan manusia Papua dan alam Papua. Saya salah satu birokrat di Provinsi Papua yang mengikuti Diklat Pim II di Jakarta dan menjadi bagian dari 12 orang lulusan terbaik," kata Aloysius Giyai ketika dikonfirmasi wartawan di Jayapura, Selasa.

Aloysius dikonfirmasi terkait pengumuman predikat kelulusan Diklat Pim II di Jakarta pada 16 Juni 2017, yang menyebut dirinya termasuk 12 lulusan terbaik dari 60 orang peserta birokrat daerah yang berasal dari Aceh hingga Papua, dan birokrat dari 20 kementerian yang umumnya merupakan pejabat eselon II.

Selain Aloysius, ada juga nama Dwi Setiawan selaku Wakil Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, dalam 12 orang lulusan terbaik itu.

"Prestasi ini tentunya didukung oleh berbagai pihak, oleh karena itu saya memberi apresiasi dan rasa hormat serta ucapan terima kasih kepada Bapak Gubernur Papua yang telah memberikan izin dan mandat serta memberikan testimoni berupa dukungan terhadap prestasi yang saya raih," ujarnya.

Menurut Aloysius, pada penutupan Diklat Pim II itu, Kepala Lembaga Administrasi (LAN) Republik Indonesia Adi Suryanto berharap para lulusan terbaik itu dapat memberikan contoh di lingkungan pemerintahannya dan mampu membawa perubahan atau membuat perubahan nyata.

"Jadi tidak hanya ngomong saja, tetapi secara kongkrit harus membuat perubahan nyata keperbaikan," ujarnya.

Aloysius pun senantiasa mengingat pesan dan arahan Kepala LAN Adi Suryanto bahwa pelatihan tersebut dimaksudkan agar semua peserta memiliki kapasitas manajerial yang mumpuni, termasuk percaya diri yang kuat, berkemampuan mengolah budaya yang ada, bisa mengajak orang-orang yang tadinya tidak setuju atau secara mental ragu-ragu bisa berubah.

Selain itu, peserta Diklat Pim II juga harus mampu mengelola tim yang efektif dan juga mampu memastikan ide perubahan itu secara nyata bisa dilakukan.

Aloysius pun selalu ingat akan pesan Drs Panani MA, selaku pembimbingnya selama Diklat Pim II LAN RI.

"Beliau mengingatkan saya bahwa yang pertama dalam seorang pemimpin itu harus tetap percaya diri karena dari awal para peserta Diklat merasa tidak sanggup dalam melakukan perubahan," ujar Aloysius mengutip penegasan pembimbingnya.

Hal lainnya yang juga ditegaskan pembimbingnya, yakni secara konsep, melalui pelatihan pendidikan Diklat Pim II diyakini akan membentuk kepemimpinan yang tidak hanya didasarkan pada formalitas belaka, tetapi lebih mengedepankan "leadership" yang informal, kepemimpinan yang cair, transformatif, dia tidak transaksional.

Sedangkan salah satu narasumber Penguji peserta Diklat Pim II LAN RI, Dr Pangihutan Marpaung menekankan bahwa pemimpin harus adaktif, dan harus transformatif.

Adaktif artinya mampu beradabtasi terhadap semua lingkungan, baik pimpinan atau sejajar, atau masyarakat dibawahnya, atau bisa masuk dalam semua kelompok atau golongan.

Transformatif berarti harus mampu mentransformasikan atau membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

Hal serupa disampaikan salah satu peserta lulusan terbaik dari BPK RI Dwi Setiawan, yang menekankan pentingnya pemimpin perubahan. (*)

Pewarta : Pewarta: Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024