Jayapura (Antara Papua) - Manajemen PT. Pertamina (Persero) marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua mengungkapkan konsumsi BBM jenis pertalite pada semester I-2017 bertumbuh drastis, meningkat hingga 100 persen dibandingkan pada awal tahun.

"Pada awal 2017, proporsi antara premium dengan pertalite masih 85 persen (52.000 KL/bulan) dibanding 15 persen (7.000 KL/bulan)," ujar Magare Fuel Ritel Pertamina MOR VIII Zibali Hisbul Masih, di Jayapura, Kamis.

"Pada akhir semester pertama, konsumsi pertalite tumbuh dua kali lipat, angkanya mencapai 14.356 KL/bulan sementara premium turun ke angka 36.000 KL/bulan," sambungnya.

Ia mengungkapkan dari sisi kuantitas, konsumsi pertalite terbesar terjadi di wilayah Jayapura.

"Khusus Papua, di wilayah Jayapura dan Merauke, proporsinya premium tinggal 61 persen, sementara pertalite 39 persen. Konsumsi pertalite terbesar di Jayapura, perbulannya mencapai hampir 5.000 KL," kata dia.

Sedangkan dari sisi persentase, Kabupaten Biak menjadi daerah yang konsumsi pertalitenya tertinggi. "Di Biak proporsi konsumsi pertalite lebih besar lagi, 70 persen masyarakat sudah mengonsumsi pertalite,".

Zibali menuturkan peningkatan ini menunjukan konsumen sudah merasakan benefit dari pertalite yang secara sepsifikasi memberikan keuntungan-keuntungan bagi penggunanya, lebih hemat, perawatan mesin jadi lebih lama dan murah.

"Pergeseran konsumsi pertalite juga memberi keuntungan bagi stakeholder lain. Bagi pemerintah daerah ada pemasukan pajak kendaraan bermotor, bagi Pertamina dan pengusaha SPBU ini memiliki nilai keekonomian lebih baik," ujarnya.

Sedangkjan untuk konsumsi BBM secara keseluruhan, ia menyebut untuk semester I 2017 di MOR VIII secara umum ada pertumbuhan konsusmi BBM sekitar 5 persen. (*)

Pewarta : Pewarta: Dhias Suwandi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024