Jayapura (Antara Papua) - Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar didamping sejumlah pejabat utama berkunjung dan mensosialisasikan komunikasi aktif membangun peradaban utama nilai gotong royong (Kampung) aman tentram mandiri (ATM) di Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, Kamis.

Dalam kegiatan yang berlangsung kurang lebih dua jam itu, mantan Kadiv Humas Mabes Polri itu mengapresiasikan kehadiran dari para pemangku kepentingan yang bisa menyediakan waktu untuk berkumpul bersama di Balai Kampung Nimbokrang.

"Kepada para tokoh adat atau ondoafi dan para kepala suku, saya ucapkan terima kasih hari ini saya diterima di Kampung Nimbokrang. Ini adalah kehormatan bagi kami yang datang dari Polda. Kami bahagia sekali bisa bertemu dengan bapak ibu semua, untuk bentuk program Kampung ATM di Nimbokrang," katanya.

Menurut dia, gotong royong adalah nilai-nilai dasar Pancasila dan gotong royong merupakan pemandu yang baik untuk menciptakan kebersamaan. Karena dengan adanya gotong royong peradabannya makin bagus di bidang pendidikan, misalnya dulu anak-anaknya belum bisa sekolah sekarang sudah bisa bersekolah.

"Di Kampung Nimbokrang ini mari kita bina kegotong royongan yang baik dan pesan saya mari kita bangun kemajemukan yang berbeda-beda ini karena dengan semangat bergotong royonglah kita bisa hidup tentram," katanya.

"Kami sangat senang sekali bisa disambut oleh anak-anak sekolah dan tolong bagi orang tua agar dididik dengan baik agar nantinya mereka bisa jadi penerus nusa dan bangsa, disini ada pejabat pemerintah yang mengelola dana dari pemerintah untuk membangun kampung yang diharapkan dapat dikelola dengan baik," sambungnya.

Pada momentum itu, Boy Rafli Amar juga meminta agar masyarakat Nimbokrang selalu berpedoman kepada ajaran agama, dengan saling menghargai dan mendukung sikap toleransi, agar tercipta kehidupan yang aman dan tenram serta jauh dari penyakit sosial kemasyarakatan.

"Kami mohon ada saran dan masukan dari ibu dan bapak sekalian karena kita diharapkan saling mengisi. Mari kita jalin semangat persahabatan antara kepolisian dan tokoh-tokoh dan masyarakat semua agar terciptanya situasi yang aman dan tentram," kata Boy Rafli Amar.

Sementara itu, berbagai saran dan masukan dari para tokoh adat, agama, perempuan dan tokoh pemuda yang hadir termasuk para kepala kampung sekitar Distrik Nimbokrang yang mengemuka dalam pertemuan itu, antara lain persoalan batas wilayah yang masih saling mengklaim hak ulayat.

Selanjutnya, masalah pemalakan, pemblokadean jalan, minuman keras, narkoba, permintaan seragam sekolah, penyelesaian pembayaran lahan transmigrasi sejak 1975 hingga kini, permintaan agar dibangunnya gedung pertemuan dan Mapolsek Nimbokrang, hingga permintaan agar putra daerah bisa diterima menjadi anggota Polri.

Termasuk diminta agar Polda Papua dan Polres Jayapura menggelar iven balap motor atau motor cros di Nimbokrang agar hobi para pemuda yang sering balapan liar bisa tersalurkan.

"Program bapak Kapolda sangat bagus untuk membangun kampung yang aman dan tentram, lewat Kampung ATM. Masalah pada 18 Juli 1975, para tokoh-tokoh adat kami yang terdahulu melakukan/memberikan perjanjian dengan pemerintah untuk pembayaran tanah hak ulayat transmigrasi, namun hingga sekarang belum ada realisasinya," kata Pendeta Benyamin Yanteo.

Ia berharap Kapolda Papua dan Kapolres Jayapura bisa membantu fasilitasi untuk menggelar pertemuan dengan pemerintah setempat dan provinsi, agar persoalan tanah transmigran bisa terselesaikan dengan baik. (*)

Pewarta : Pewarta: Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024