Jayapura (Antara Papua) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua drg Aloysius Giyai Mkes mengatakan infrastruktur kesehatan di Distrik Samenage, Kabupaten Yahukimo, Papua, memprihatinkan.

"Dari sisi ketersediaan fasilitas, di Distrik Samanege terdapat bangunan fisik puskemas yang sudah rapuh, ketersediaan peralatan medis pun sangat minim," kata Aloysius di Jayapura, Kamis.

Kondisi itu, kata dia, diperparah dengan minimnya tenaga kesehatan di puskesmas tersebut.

"Dari laporan yang kami terima hanya ada dua petugas medis yang tercatat di Puskesmas, namun itu pun tidak aktif hampir satu tahun," ujarnya.

Menurut Aloysius, seharusnya masalah menjadi perhatian pemerintah setempat mengingat total pembiayaan kesehatan tahun 2017 di Kabupaten Yahukimo bersumber dari Dana Otsus, BPJS dan APBN sebesar Rp128 milliar lebih.

Dari sisi pembiayaan kesehatan, jumlah dana yang diterima Kabupaten Yahukimo di 2017 yakni dana otsus sebesar Rp16,60 miliar lebih.

"Lima persen dari total dana otsus untuk pelayanan kesehatan yang diterima sebesar Rp110,69 miliar lebih," ujarnya.

Kemudian, tambah dia, Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik sebesar Rp16,60 miliar lebih, dana DAK Non Fisik sebesar Rp22,64 miliar lebih, dana Afirmasi sebesar Rp42,03 miliar lebih, dana BOK sebesar Rp18,6 miliar, dan dana Kartu Papua Sehat Rp2,93 miliar lebih.

Sebelumnya, Pastor John Jonga yang melayani umat di wilayah Wamena, Kabupaten Jayawijaya dan Kahukimo mengatakan, kematian warga di Semenage itu erat kaitannya dengan minimnya pelayanan kesehatan, sebagaimana pernah terjadi pada 2013 yang tercacat sebanyak 61 warga dari berbagai usia meninggal dunia.

"Di Semenage hanya ada satu Pustu dan seorang mantri sebagai petugas kesehatan dan melayani sembilan kampung atau desa. Memang sangat berat karena dari kampung ke kampung ditempuh dengan berjalan kaki, melewati sungai, gunung, maupun lembah-lembah, namun dua tahun terakhir ini petugas di Pustu tidak ada sampai saat ini," ujarnya. (*)

Pewarta : Pewarta: Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024