Jayapura (Antara Papua) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengundang para tokoh agama dari lima denominasi gereja guna membahas keterlibatan pihak gereja dalam pelayanan kesehatan warga di daerah terisolasi di wilayah itu.

"Tokoh-tokoh agama yang diundang dalam pertemuan dengan Dinkes dan sekaligus meminta gereja terlibat dalam kesehatan ke depan, dari lima denominasi gereja," kata Kasi Kesehatan Tradisional Dinkes Provinsi Papua Yusup Wona yang memimpin pertemuan itu, di Jayapura, Sabtu.

Pertemuan Dinkes Papua dengan tokoh agama itu sudah berlangsung sejak Jumat (10/11). Lima denominasi gereja yang diundang, yakni dari Sinode Gereja Reformasi Papua ( GJRP), Sinode Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Gereja Katolik, dan Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua.

"Dinkes Papua bertemu mereka karena kini sementara fokus untuk melakukan pelayanan kesehatan di daerah terpencil dan terisolir, yang susah dijangkau oleh pelayanan kesehatan," ujarnya.

Dia mengatakan pelibatan tokoh-tokoh agama di daerah itu penting karena warga yang dilayani kesehatannya di wilayah pedalaman setempat juga umat mereka.

Ia mengharapkan lembaga gereja di daerah tersebut dapat mendukung pelayanan kesehatan yang dilakukan bagi umatnya masing-masing.

"Apabila tenaga kesehatan Dinkes Papua dan kabupaten/kota berada di daerah-daerah yang sulit mendapat akses pelayanan kesehatan, maka gereja diharapkan membantu," ujarnya.

Yusup mengatakan umumnya gereja-gereja itu sudah menempatkan para penginjil, pendeta, dan guru jemaat di daerah terisolasi sehingga Dinkes berharap keterlibatan mereka dalam pelayanan kesehatan yang akan dilakukan pada masa mendatang.

"Gereja juga bisa berkoordinasi dengan Dinkes kabupaten/kota, khususnya daerah-daerah pedalaman Papua yang bermasalah dengan kesehatan," ujarnya.

Ia mengatakan terbangunnya jaringan kerja serta komunikasi yang mantap antara kedua pihak, akan membuat pelayanan kerohanian lebih baik dan pelayanan kesehatan jemaat juga makin baik. (*)

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024