Timika (Antara Papua) - Aparat keamanan terus membuka akses bagi warga perkampungan di sekitar Tembagapura, Mimika, Papua untuk mendapatkan layanan kesehatan maupun suplai logistik kebutuhan pokok.

Kapolres Mimika AKBP Victor Dean Mackbon di Timika, Senin, mengatakan akses kesehatan maupun logistik kebutuhan pokok bagi warga Banti, Kimbeli dan sekitarnya itu dibuka sejak Jumat (10/11).

Hanya saja hingga sekarang belum banyak warga dari kampung-kampung sekitar Tembagapura itu berani mendatangi Kantor Polsek Tembagapura lantaran takut akan tekanan atau intimidasi yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata/KKB.

"Kami harapkan KKB tidak membatasi aktivitas masyarakat terutama dalam hal mendapatkan pelayanan kesehatan maupun bahan kebutuhan pokok. Masyarakat bisa datang mengambil di dekat Kantor Polsek Tembagapura dengan berjalan kaki," kata Victor.

Victor mengakui Pemkab Mimika melalui Pemerintah Distrik Tembagapura telah menurunkan sebanyak dua konteiner barang kebutuhan pokok untuk disalurkan ke kampung-kampung sekitar Tembagapura.

Namun distribusi barang kebutuhan pokok ke kampung-kampung itu tidak bisa dilakukan lantaran KKB menguasai atau menduduki kawasan Utikini Lama, Batu Besar dan area Longsoran yang merupakan jalur utama yang menghubungkan Tembagapura dengan Banti-Kimbeli.

KKB dilaporkan merusak akses jalan poros tersebut dengan menggali parit-parit dan menimbun batu-batu besar di sepanjang jalan untuk menahan gerak laju aparat keamanan.

Bahkan pada Sabtu (11/11), KKB memaksa karyawan perusahaan subkontraktor PT Freeport untuk mengoperasikan dua unit peralatan berat ekskavator untuk merusak jalan poros yang menghubungkan Tembagapura menuju Banti.

Kapolres Mimika berharap KKB Tembagapura menghentikan tindakan melanggar hukum dan segera menyerahkan diri kepada aparat kepolisian sebagaimana Maklumat Kapolda Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar pada Minggu (12/11) yang telah disebarkan kepada masyarakat di sekitar Banti, Kimbeli hingga Utikini Lama pada Senin pagi.

"Terutama diminta kepada mereka untuk tidak menutup jalur-jalur yang dijadikan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan bantuan logistik," jelas Victor.

KKB yang kini menduduki sejumlah perkampungan di wilayah sekitar Tembagapura itu diprediksi memiliki 35 hingga 50 pucuk senjata api dengan jumlah pengikut mencapai 150-200 orang.

"Sekarang yang bergabung di sana bukan hanya satu kelompok dari Tembagapura dan Kali Kopi, tapi sudah bergabung kelompok-kelompok dari wilayah lain yang menyatakan diri sebagai KKB," jelas Victor. (*)

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024