Timika (Antara Papua) - Satuan Tugas Terpadu yang merupakan gabungan prajurit TNI dan Polri dibantu PT Freeport Indonesia kini memperbaiki akses jalan raya Tembagapura menuju Kampung Banti dan Kimbeli yang dirusak kelompok kriminal bersenjata beberapa waktu lalu.

Kapolda Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar di Timika, Senin, mengatakan sejumlah titik jalan yang dirusak oleh KKB telah diperbaiki atau ditambal agar kendaraan roda empat bisa masuk ke Kimbeli dan Banti untuk membawa bahan kebutuhan pokok bagi warga yang memilih tetap bertahan di lokasi itu.

"Jalan yang rusak dalam beberapa hari ini akan dilakukan perbaikan. Satgas terpadu dibantu oleh PT Freeport melakukan perbaikan jalan yang dirusak dan dibolongi," jelas Kapolda.

Kapolda mengatakan terdapat tiga titik di ruas jalan yang menghubungkan Tembagapura menuju Kimbeli dan Banti yang dibongkar dengan cara digali dengan peralatan buldozer salah satu perusahaan kontraktor atas intimidasi oleh KKB.

Tidak hanya merusak akses jalan, kelompok separatis bersenjata itu kemudian membakar alat berat tersebut lalu meletakkannya ditengah badan jalan guna menghalangi akses kendaraan menuju Kimbeli dan Banti.

"Buldozer yang mereka bakar sudah kita singkirkan. Buldoszer itu mereka letakan di tengah jalan dengan cara dilintangkan. Itulah perbuatan mereka," jelas Kapolda.

Mantan kadiv Humas Polri itu mengatakan ruas jalan Tembagapura menuju Kimbeli dan Banti berkonstruksi bebatuan yang dipadatkan, bukan jalan beraspal.

Menyinggung tentang kemungkinan KKB juga merusak fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit dan rumah masyarakat, Kapolda menegaskan hingga kini belum ada laporan seperti itu.

"Kita belum lihat fakta seperti itu namun yang pasti rumah sakit dan sekolah memang ada di Banti tapi petugasnya sudah tidak ada karena mereka sudah dievakuasi ke Timika karena merasa terancam oleh keberadaan KKB," jelas Kapolda.

Rencananya pada Senin siang sebanyak lebih dari 500 warga asli Papua dari Kampung Banti akan dievakuasi ke Timika menggunakan 12 kendaraan bus karyawan PT Freeport.

Warga Banti meminta direlokasi sementara ke Timikabkarena beberapa alasan yaitu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan bagi anak-anak mereka serta bahan makanan yang memang persediannya semakin menipis.

"Kita sebenarnya tidak ingin mereka djpindahkan karena secara tidak langsung akan menimbulkan permasalahan sosial baru. Tapi setelah kita bicara dan meyakinkan kembali sepertinya keinginan untuk pindah sementara ini harus kita penuhi. Satgas terpadu sudah berbicara dengan manajemen PT Freeport dan Pemda Mimika yang diwakili oleh Sekda, ternyata mereka sudah siap," jelas Kapolda. (*)

Pewarta : Evarianus Supar
Editor :
Copyright © ANTARA 2024