Jayapura (Antara Papua) - Uskup Jayapura Mgr Leo Laba Ladjar OFM mengajak Orang Muda Katolik (OMK) di kota itu memanfaatkan Gedung Pastoran dan Aula Serba Guna baru yang dibangun oleh Gereja Katolik Paroki Gembala Baik Abepura.

"Saya rasa kalau umat yang bersatu akan jadi sesuatu, saya harap orang muda katolik (OMK) harus memanfaatkan gedung baru pastoran ini, jangan berkeliaran diluar," kata Uskup Leo Laba Ladjar OFM saat menghadiri perayaan ulang tahun Gereja Katolik Paroki Gembala Baik Abepura ke-58 tahun sekaligus meresmikan Gedung Pastoran dan Aula Serba Guna di Jayapura, Minggu.

Dia berharap pastoran baru itu betul-betul menjadi tempat pembinaan orang muda katolik serta keluarga dan lain sebagainya.

"Saya mengucapkan selamat buat pastor-pastor yang sudah mendapatkan pastoran yang baru dan juga aula yang baru, mudah-mudahan amat bermanfaat untuk kita semua," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia penyelenggara peringatan ulang tahun Gereja Katolik Paroki Gembala Baik Abepura ke-58 tahun sekaligus meresmikan Gedung Pastoran dan Aula Serba Guna baru, Aloysius Giyai mengatakan, awalnya pada 9 Oktober 2013 kala itu pastor Eko bersama DPT katolik menggelar rapat untuk membicarakan bagaimana mempunyai soskat yang kecil.

"Karena paroki gembala baik waktu itu sudah berusia 84 tahun sehingga bagimana paroki ini memiliki gedung pastoran yang representatif, apalagi paroki ini adalah paroki yang tertua dari keuskupan Jayapura," ujarnya.

Dari pertemuan itu, kata dia, maka disepakati harus memiliki pastoran yang baru, namun sambil berjalan timbul ide bahwa para romo-romo projo kesulitan tempat penginapan jika lewat Jayapura/transit ke daerah lain maka perlu ditambah ruang-ruang penginapan.

Pembangunan yang melelahkan kurang lebih selama empat tahun, kata dia, namun pembangunan terus dilakukan.

"Teman-teman di paroki lain bilang kenapa pembangunannya lama, saya tidak komentar satu katapun, saya bilang yang penting selesai, yang penting kualitas," ujarnya.

Dari rapat yang digelar pada 9 Oktober 2013 itu, diputuskan bahwa panitia harus memiliki dana awal pembangunan sebesar Rp500 juta, barulah bisa dimulai dengan pembangunan.

"Tidak tau apa yang meracuni otak saya, saya pulang ke rumah lalu saya bilang begini kalau tunggu Rp500 juta, ini bisa-bisa 10 tahun baru mulai, akhirnya besoknya saya hubungi teman saya yang punya alat berat, kebetulan pastor Eko juga keluar jadi ini kesempatan, saya bawa alat berat, saya tidak kasih tahu DPT satupun, panitia satupun, saya berdiri ditempat ini dan saya bilang modal nol tapi karya penyelamatanmu bisa dilanjutkan, dalam nama Tuhan yang memulai, dan Tuhan pula yang akan mengakhiri," ujarnya.

Menurut dia, dirinya berdoa di lokasi pembangunan karena takut DPT dan pastor Eko melarangnya untuk bongkar karena belum ada modal Rp500 juta, dan malam itu dirinya merobohkan gedung soskat yang lama, dan mulai dengan penggalian pondasi.

"Dan besoknya pastor tau dan sms saya kenapa mulai, saya bilang pastor yang mengajar kami iman kepada Yesus Kristus, Tuhan yang memulai dan Tuhan yang mengakhiri," ujarnya.

Seminggu kemudian, menurut dia, bendahara paroki menyumbang Rp50 juta dan itu membuat dirinya bersemangat untuk memulai pembangunan.

"Dan akhirnya hari ini kita akan resmikan sebuah gedung tiga lantai dengan ukuran 30?27," ujarnya.

Aloysius merinci, lantai satu bangunan itu diperuntukkan untuk tempat pastoran bagi pastor paroki gembala baik, semua standar pastoran telah terpenuhi didalamnya, ruang hening, lobi bahkan ukuran-ukuran pun telah melampaui standar sebuah pastoran.

"Lantai satu kami lengkapi dengan ruang kesektariatan, ruang bendahara paroki, ruang konseling, ada ruang genset, ada dapur dan ada areal taman," ujarnya

Lantai dua, diperuntukkan untuk lima imam projo dengan lima kamar tidur

yang dilengkapi dengan AC, sprinbek, kamar mandi dan WC didalam kamar.

"Standar minimal akan dilengkapi, sambil berjalan kami akan lengkapi. Lantai dua juga ada ruang arsip dan perpustakaan gereja, ada ruang rapat DPT, ada ruang inap koster, ada ruang santai," ujarnya.

Selanjutnya, lantai tiga yaitu aula paroki gembala baik dengan kapasitas kurang lebih 500 orang, ada juga ruang untuk tempat makan dan juga ruang gazebo.

"Air kita sudah ukur, instalasi air sangat baik, instalasi listrik sangat baik," ujarnya.

Ia menuturkan, pembangunan ini tidak menggunakan proposal dan Rp5,5 miliar murni dari swadaya umat katolik gereja gembala baik melalui upaya kolekte, aksi lima menit, lelang lagu dan lain sebagainya.

Total dana yang digunakan untuk pembangunan gedung pastoran dan aula itu sebesar Rp10,7 miliar.

"Pembangunan ini dimulai dari tahun 2013 hingga 2016 dan akhir tahun 2017 diresmikan," tambah dia. (*)

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024