Timika (Antara Papua) - Asisten II Setkab Mimika, Provinsi Papua, Mathen Paiding mengatakan bahwa anak-anak usia sekolah yang dievakuasi dari Kampung Banti dan Kimbeli akan dititipkan di sekolah-sekolah yang ada di Timika.

Mathen di Timika, Senin, mengatakan hal tersebut dimaksudkan agar anak-anak yang selama kurang lebih tiga pekan tidak dapat mengikuti proses belajar mengajar dapat kembali bersekolah.

"Hal ini sudah kami sepakati bersama sehingga anak-anak ini tidak dibiarkan begitu saja karena memang selama tiga pekan terakhir mereka tidak dapat bersekolah," ujarnya.

Sebelumnya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihak Polres Mimika mengevakuasi para guru, petugas medis dan pasien Rumah Sakit (RS) Waa Banti, ke Kota Tembagapura pada Jumat (27/10).

Sejak saat itu, aktivitas belajar-mengajar di SD dan SMP Negeri yang ada di kampung Banti lumpuh total termasuk layanan kesehatan di RS Banti.

Hingga Senin (20/11) pukul 16.30 sebanyak 804 warga asli Papua dari empat kampung, yakni Kampung Kimbeli, Banti I, Banti II dan Opitawak termasuk didalamnya 55 anak-anak tiba di Timika setelah berhasil dievakuasi dari kampung masing-masing oleh Satgas Terpadu penanganan KKB di wilayah Tembagapura.

Mereka diangkut dengan menggunakan sebanyak 12 bus milik PT. Freeport dan dikawal ketat aparat keamanan dan ditampung di gedung Eme Neme Yauware, Timika.

Delapan ratusan warga tersebut langsung didata oleh petugas dari Polres Mimika dan Dispencapil Mimika. Sedangkan beberapa warga yang dalam kondisi sakit langsung dirawat oleh petugas kesehatan yang telah bersiaga sejak pagi.

Kapolres Mimika, AKBP Victor D Mackbon yang memimpin langsung evakuasi warga dari empat kampung tersebut mengatakan pihaknya akan memastikan lagi jumlah warga yang dievakuasi tersebut setelah rampung didata. (*)

Pewarta : Jeremias Rahadat
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024