Jayapura (Antaranews Papua) - Pemerintahan Kampung Doyo Lama, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, mengalokasikan sebagian dana desa/kampung untuk pengembangan objek wisata Bukit Teletabis.

"Tidak setiap tahun kepala kampung alokasikan dana kampung untuk pengembangan wisata Bukit Teletabis, Kalau tahun ini ada itu bagus," ujar Riki Pangkatana, tokoh pemuda Kampung Doyo Lama yang mengkoordinir pengembangan objek wisata Bukit Teletabis ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Minggu.

Riki menjelaskan pada 2015 dialokasikan dana kampung sebesar Rp30 juta untuk membiayai penggusuran jalan naik ke Bukit Teletabis.

Sebagian dana digunakan untuk membiayai pembuatan lahan parkir/tempat parkir kendaraan di kaki Bukit Teletabis karena tidak ada lahan parkir kendaraan pengunjung yang datang untuk berpose di sekitar objek wisata Teletabis.

Kini, warga Doyo Lama berpikir untuk membuat jalan dan tangga naik ke atas bukit agar keselamatan pengunjung bisa terjaga.

"Rencananya kita mau bangun jalan dari bawah melewati pinggiran bukit sampai ke puncak bukit, supaya pengguna kendaraan roda dua/motor bisa langsung naik sampai keatas bukit," katanya.

Menurut dia, bila perlu mobil juga bisa melewati jalan itu hingga sampai ke puncak Bukit Teletabis.

Pada 2016 kepala kampung Doyo Lama kembalikan mengalokasikan dana kampung sekitar Rp70 juta untuk pembangunan pondok di sekitar Bukit Teletabis.

Pondok yang dibangun mulai dari kaki Bukit Teletabis hingga berjejer di atas puncak bukit.

"Ada 16 pondok yang dibangun, mulai dari kaki bukit hingga ke puncak bukit dengan tujuan agar pengunjung dapat bertirahat dan melepas lelah setelah memanjat hingga ke puncak bukit," ujarnya.

"Pondok ini sudah dibangun sekitar dua tahun lalu, hanya saja belum ada pungutan restribusi," ujarnya.

Ia menambahkan, warga Doyo Lama berencana memungut biaya retribusi kepada pengunjung Bukit Teletabis setelah penataan.

"Nanti semua sudah baik baru ada pungutan restribusi, kalau jalan masih kacau begini bagimana mau pungut retribusi, jadi masih pengenalan tempat," ujarnya. (*)

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024