Wamena (Antaranews Papua) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua menjamin ketersediaan pasar untuk penjualan beras produksi petani lokal di wilayah itu.

Kepala Bidang Perdagangan di Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Jayawijaya Arisman Chaniago di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Kamis, mengharapkan petani padi tidak mengurangi jumlah produksi karena takut hasil produksi tidak terjual habis.

"Kami menyarankan seluruh petani sawah yang ada di Wamena agar jangan ada rasa pesimistis, ataupun takut kita kelebihan atau over produksi karena pemerintah Jayawijaya menjamin pasaran produk lokal beras Wamena," katanya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, jumlah produksi beras di sana masih sangat rendah sementara permintaan warga Jayawijaya sangat tinggi.

"Kami sudah beberapa kali lakukan pertemuan dengan petani lokal, pengusaha penggilingan untuk mengetahui rata-rata hasil panan, produksi serta sistem pemasaran yang dilakukan," katanya.

Harga perkilogram beras produksi lokal yang dijual di sana cukup mahal, sebab berkisar antara Rp23 ribu hingga Rp25 ribu bahkan Rp30 ribu.

"Seharusnya karena ini produksi lokal, biaya produksinya tidak besar. Kalau bisa harga kita harus di bawa dari beras luar sehingga setiap produksi beras cepat tersalurkan, dengan begitu tentu akan menguntungkan petani kita," katanya.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Jayawijaya, masyarakat sudah mengembangkan sawah namun jumlahnya belum banyak dan tersebar di beberapa distrik, misalnya di Distrik Asolokobal, Distrik Maima dan Distrik Siepkosi.

"Sawah ini program Nasional selain jagung dan kedelai dan pada tahun 2017 hingga 2017 itu tidak ada pencetakan sawah di Jayawijaya. Nanti pada tahun 2018 baru ada," kata Kepala Dinas Pertanian Jayawijaya Hendri Tetelepta. (*)

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024