Ajang pemilihan kepala daerah (pilkada) 2018 merupakan episode ketiga penyelenggaraan pesta demokrasi secara serentak di Indonesia.

Pilkada 2018 merupakan pertaruhan politik pula bagi tiga pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Biak Numfor, Provinsi Papua yang sudah secara resmi menjadi pasangan kandidat, setelah penetapan mereka oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Biak Numfor pada 12 Februari 2018.

Tiga gelombang pelaksanaan pilkada serentak secara nasional diawali pemungutan suara pada Desember 2015, untuk memilih kepala daerah yang masa jabatannya berakhir pada 2015 dan semester pertama 2016.

Pilkada serentak Februari 2017 untuk memilih pejabat yang purnatugas pada semester kedua 2016 dan sepanjang 2017.

Kepala daerah yang masa jabatan berakhir pada 2018 dan 2019 akan digelar pilkada serentak melalui pemilihan pada 27 Juni 2018.

Sebanyak tiga pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Biak Numfor akan bertarung pada pentas pilkada serentak, yakni pasangan nomor urut satu (1) dari jalur perseorangan dengan Calon Bupati Andreas Msen (birokrat, mantan Sekretaris Daerah Pemkab Biak) dan Calon Wakil Bupati Yustinus Noriwari (tokoh agama Kristiani, mantan Ketua BP Klasis GKI Biak).

Pasangan nomor urut dua (2), yakni Calon petahana Bupati Herry Ario Naap yang saat ini sedang cuti di luar tanggungan negara sebagai Pelaksana Tugas Bupati Biak berpasangan dengan politikus Partai Golkar yang juga menjabat Wakil Ketua I DPRD Biak Numfor, Nehemia Wospakrik, sebagai calon wakil bupati.

Pasangan calon nomor urut tiga (3), yakni Calon Bupati Nicodemus Ronsumbre (Bintara Polri/pensiun dini) bersama Calon Wakil Bupati Akmal Bachri (politikuf PPP/pengusaha).

Perebutan menuju kursi "Biak 1" bagi ketiga pasangan Calon Bupati Biak Numfor merupakan pertarungan prestise, strategi, dan adu program, visi, misi dalam rangka menarik simpati massa pemilih untuk Pilkada 2018.

Setelah mendapat pengundian nomor urut, ketiga pasangan Calon Bupati bersama Calon Wakil Bupati Biak Numfor memberikan keterangan terkait dengan makna dari nomor urut yang direbut setiap pasangan itu melalui pengundian.

"Sebagai calon perseorangan yang telah mengambil nomor urut satu berarti terbaik, ya ini nomor spesial yang diidamkan sejak mendaftar menjadi pasangan calon bupati dan wakil bupati di KPU," ungkap Andreas Msen yang berpasangan dengan Yustinus Noriwari menjadi paket Senior.

Melalui jalur perseorangan yang dibuktikan dukungan warga dengan kartu tanda penduduk elektronik, pasangan Andreas-Noriwari optimistis bahwa peluangnya menjadi terbaik dalam pilkada mendatang sangat besar, sesuai dengan nomor urut satu (1) yang mereka peroleh.

Ia berharap nomor urut satu dalam pentas pilkada serentak dapat menjadi nomor keberuntungan bagi pasangan Senior yang maju melalui jalur independen.

Pasangan calon nomor urut dua (2) yang Calon petahana Bupati Herry Ario Naap-Calon Wakil Bupati Nehemia Wospakrik mengakui bahwa mereka yang dari generasi muda Biak itu dapat meraih dukungan suara pemilih karena telah berpengalaman memimpin daerah.

Herry Ario Naap menyatakan optimistis menang pilkada. Apalagi dirinya pernah menjabat sebagai pelaksana tugas bupati setempat.

Dalam pesta demokrasi itu, ia berpasangan dengan Nehemia Wospakrik yang juga sosok legislatif DPRD Biak Numfor yang kenyang akan pengalaman karena pernah menjabat ketua DPRD dua periode, 2004-2009 dan 2009-2014, serta wakil ketua I untuk periode 2014-2019.

Nehemia Wospakrik menegaskan bahwa dirinya berpasangan dengan Herry Naap mendapat nomor urut 2 dalam pilkada mendatang dengan mengusung visi yang nyata, yakni membangun perubahan Biak bangkit mandiri sejahtera.

Komitmen nyata untuk membangun daerah setempat, dikatakannya telah diperlihatkan pasangan HAN-NEW karena mempunyai pengalaman di birokrasi dan lembaga legislatif.

Secara terpisah, pasangan nomor urut tiga (3) Nicodemus Ronsumbre-Akmal Bachri (Normal) menyatakan keinginan berdua untuk maju dalam pesta demokrasi di daerah itu karena amanah dari rakyat Biak Numfor yang menginginkan janji mereka diwujudkan dalam pembangunan daerah.

Keterpanggilan mereka mencalonkan diri sebagai pasangan calon bupati dan calon wakil bupati setempat untuk menjawab keinginan masyarakat Kabupaten Biak Numfor mewujudkan perubahan secara nyata bagi kemajuan pembangunan daerah setempat.

Mereka maju dalam pilkada melalui koalisi parpol pengusung, yakni Partai Demokrat, PKB, Nasdem, PPP, dan PAN.

Rekam jejak
Berdasarkan rekam jejak perjuangan ketiga pasangan calon itu, merupakan perpaduan figur berlatar belakang kepolisian, birokrat, politikus, pengusaha, dan rohaniawan.

Andreas Msen merupakan sosok pensiunan birokrat murni yang meniti karier di jajaran pemerintahan di lingkup Pemerintah Provinsi Papua, di Kabupaten Puncak Jaya, serta Kabupaten Biak Numfor.

Sebagai mantan birokrat, Andreas Msen pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendapatan Daerah hingga menduduki jabatan tertinggi dalam struktur organisasi Aparatur Sipil Negara sebagai Sekretaris Daerah Pemkab Biak Numfor mengantikan Johanis Than pada 2014-2016.

"Saya punya pengalaman birokrasi yang panjang karena meniti karier dari bawah hingga meraih jabatan sekretaris daerah, ya jika terpilih merebut kursi `Biak 1` saya sudah punya program unggulan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Biak Numfor," ujar Msen.

Meski sebagai pasangan yang malu melalui jalur perseorangan, ia optimistis mampu merebut dukungan suara pemilih dari berbagai kampung dan distrik di Kabupaten Biak Numfor.

Untuk peluang merebut suara di pilkada serentak, mereka mengklaim bahwa berdasarkan hasil monitoring tim sukses maupun massa simpatisan, mempunyai kans besar meraih dukungan mayoritas pemilih.

Oleh karena sudah menjadi pasangan calon secara resmi sebagai peserta Pilkada serentak 2018, ia menyatakan kesiapan meraih dukungan pemilih untuk merebut kursi "Biak 1" sebagai bupati setempat.

Pasangannya sebagai calon wakil bupati, Yustinus Noriwari S.Th. berlatar belakang sebagai tokoh agama Kristiani di Kabupaten Biak Numfor.

Sebelum maju dalam pencalonan bersama Calon Bupati Andreas Msen, Yustinus Noriwari sangat dikenal masyarakat asli Papua karena menjadi Ketua Badan Pekerja Klasis Gereja Kristen Injil di "Tanah Papua" Klasis Biak Selatan.

Sosok Yustinus Noriwari yang pernah menjabat Ketua BP Klasis GKI Biak Selatan selama lima tahun, sejak 2012-2017, mempunyai basis massa tertentu sehingga posisinya sangat berpeluang menjadi penarik suara bagi paket Senior pada pilkada mendatang.

Pasangan Senior yang sebagai perpaduan antara birokrat dan rohaniawan, disebutnya saling melengkapi dalam kelebihan dan kekurangan.

"Karena itu saya optmistis dapat meraih dukungan pemilih," ungkap Noriwari.

Untuk pasangan calon nomor 2, Herry Ario Naap-Nehemia Wospakrik, Herry merupakan sosok generasi muda Biak yang sukses menjadi pemimpin daerah.

Herry mengawali karier menjadi akademisi, sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sub Byaki Fyadi Biak 2013.

Pada 2104 Herry Naap terjun ke gelanggang politik dengan menjadi calon anggota legislatif dari Partai Demokrat untuk Daerah Pemilihan Distrik Biak Barat, Swadiwe, Yendidori, Kepulauan Numfor.

Setelah menjadi caleg Partai Demokrat, Herry Naap terpilih menjadi Anggota DPRD Kabupaten Biak Numfor periode 2014-2019.

Tidak lama menjadi Anggota DPRD Biak Numfor, pada 2016 Herry Ario Naap terpilih menjadi Wakil Bupati Biak Numfor menggantikan Thomas Alfa Edison Ondy yang naik menjadi bupati menggantikan Yesaya Sombuk yang terjaring operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta pada 2014.

Setelah menjalani tugas sebagai wakil bupati pada September 2017, Herry Ario Naap ditunjuk Kementerian Dalam Negeri menjadi Pelaksana Tugas Bupati Biak Numfor menggantikan Bupati nonaktif Thomas Alfa Edison Ondy karena tersandung kasus korupsi dana Pemkab Mamberamo Raya pada 2013.

Untuk kepentingan kampanya pilkada serentak mulai 15 Februari 2018 sampai 23 Juni mendatang, Herry Ario Naap telah mengajukan cuti di luar tanggungan negara.

Calon wakil bupati untuk pasangan nomor urut 2, Nehemia Wospakrik merupakan sosok legislator yang andal dari Partai Golkar. Sebelum terjun di panggung politik, ia pernah menjadi direktur personalia perusahaan pengalengan ikan PT Biak Mina Jaya pada 1997-2000.

Tidak lama berkecimpung di dunia perusahaan, Nehemia Wospakrik mencalonkan diri sebagai caleg dari Partai Golkar pada Pemilu 2004-2009 dan 2009-2014. Dalam periode 2014-2019 ia terpilih menjadi anggota DPRD.

Jabatan dalam berbagai organisasi juga ia sandang, di antaranya menjadi Ketua Panitia Pelaksana MTQ Papua 2012, Ketua DPRD Biak dua periode 2004-2009 hingga 2014, serta menjabat Wakil Ketua I DPRD periode 2014-2019.

Selain itu, menjabat Ketua Panitia Hari-hari Besar Gerejawi BP Klasis Biak Selatan pada 2016-2021 serta Ketua Majelis Pemeriksa Perbendaharaan Gereja BP Klasis Biak Selatan pada 2017-2022.

Ia juga pernah menjadi Manager PSBS Biak pada 2012-2014 serta ketua organisasi antinarkoba, Granat, hingga 2018.

Calon Bupati Nicodemus Ronsonmbre merupakan bintara Polri di Polda Papua berpangkat brigadir kepala (bripka). Nicodemus kelahiran Kampung Swapodibo, Distrik Biak Kota merupakan putra masyarakat adat asli Swapor.

Selama menjadi bintara Polri di Polda Papua, Nicodemus Ronsumbre menjadi ajudan Gubernur Papua Lukas Enembe sejak 2012 hingga 2017. Ia maju sebagai Calon Bupati Biak Numfor untuk pilkada serentak pada 27 Juni 2018 berpasangan dengan calon wakil bupati, Akmal Bachari. Pasangan itu memperoleh nomor urut 3.

Akmal Bachari sosok pengusaha yang mulai terjun ke dunia politik melalui Partai Persatuan Pembangunan pada Pemilu 2014.

Melalui pesta demokrasi 2014 itu, Akmal Bachri terpilih sebagai wakil rakyat dari Daerah Pemilihan 2, Distrik Samofa. Ia dilantik menjadi anggota DPRD periode 2014-2019.

Terkait dengan pengalaman di organsiasi kemasyarakatan, Akmal Bachri saat ini menjabat Ketua Radio Amatir Penduduk Indonesia (Rapi) Daerah Biak, Koordinator Seksi Usaha Dana Panitia Hari Besar Islam (PHBI), serta aktif di organisasi kemasyarakatan nusantara.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Biak Jackson S Maryen mengakui tiga pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Biak Numfor telah memenuhi syarat secara administrasi dan dukungan pencalonan sehingga ditetapkan sebagai peserta resmi pilkada serentak, 27 Juni 2018.

Rapat pleno KPU Biak sudah menetapkan tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati dengan semua persyaratan bisa dipenuhi oleh para kandidat.

Proses penetapan calon peserta pilkada serentak hingga pengundian nomor urut pasangan calon dilakukan KPU Biak Numfor berjalan lancar, aman, dan kondusif.

Jajaran KPU Biak Numfor sangat berharap selama tahapan pilkada serentak 2018, proses demokrasi tetap berlangsung aman dan lancar.

Lancar
Pelaksana Harian Bupati Biak Markus Oktovianus Mansnembra mengatakan berdasarkan penilaian pemerintah pusat, tujuh kabupaten yang menyelenggarakan pilkada serentak 2018, menduduki urutan pertama dengan tahapan yang sangat aman, lancar, dan kondusif.

Terciptanya stabilitas kamtibmas akan menjadi faktor penentu kelancaran proses pilkada damai secara serentak pada 2018 untuk memilih pasangan Bupati dan Wakil Bupati Biak Numfor masa bakti 2019-2024.

Hingga pertengahan Februari 2018, tahapan pilkada serentak telah memasuki masa kampanye pasangan calon bupati dan wakil bupati. Masa kampanye itu hingga 23 Juni mendatang.

Ia mengingatkan semua elemen masyarakat, simpatisan pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati, serta semua jajaran Aparatur Sipil Negara di lingkup Pemkab Biak Numfor untuk bersama-sama menciptakan stabilitas kamtibmas agar tetap aman dan kondusif, khususnya selama berlangsung tahapan pilkada.

Fakta demokrasi selama dua kali pilkada langsung diselenggarakan di Kabupaten Biak Numfor, disebutnya sebagai berjalan kondusif, sejak pendaftaran hingga penetapan pasangan terpilih.

"Ya ini juga harus kita wujudkan di pilkada serentak 2018 ini," imbuh Markus Mansnembra.

Akankah tiga pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Biak Numfor dapat meraih dukungan pemilih pilkada? Hal itu menjadi hak sepenuhnya dan pilihan pribadi setiap warga Kabupaten Biak Numfor secara demokratis, umum, langsung, bebas, dan rahasia.

Siapakah calon bupati dan wakil bupati terpilih Kabupaten Biak Numfor pada masa bakti 2019-2024? Hal itu akan diketahui dalam penghitungan suara hasil pilkada serentak pada 27 Juni 2018.

Apapun hasil pilihan rakyat atas pasangan Bupati dan Wakil Bupati Biak Numfor melalui ajang pilkada mendatang, harus dihormati oleh siapapun. Karena itulah proses demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat secara langsung.  (*)

Pewarta : Muhsidin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2025