Jayapura (Antaranews Papua) - Pemerintah tetap melanjutkan pembangunan jembatan panjang Hamadi-Holtekam di Kota Jayapura, Provinsi Papua, meski ada moratorium atau penghentian sementara seluruh pekerjaan konstruksi berat di tanah melayang, mulai jalan tol, jembatan panjang, dan kereta layang.

Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto, di Jayapura, Rabu, mengatakan pembangunan jembatan Holtekam tetap dilanjutkan dan tidak terpengaruh dengan dihentikannya pembangunan jembatan lainnya setelah ambruknya beton proyek pembangunan tol Becakkayu, Jakarta Timur.

Terkait insiden ambruknya beton proyek pembangunan tol Becakkayu itu, pemerintah memutuskan memberhentikan sementara pekerjaan konstruksi untuk dievaluasi bersama tim Komite Keselamatan Konstruksi,

"Jembatan Holtekam merupakan jempatan pertama yang dinyatakan pembangunannya tetap dilanjutkan," kata Moerwanto dalam sambutannya pada "lifting center span 1" jembatan Holtekam di Jayapura.

Ia mengatakan keputusan untuk melanjutkan pembangunan jembatan Holtekam ditempuh setelah pihaknya melakukan rapat yang dihadiri Kepala Badan Puslitbang Kementerian PUPR dan konsorsium yang membangun jembatan yang melintas di atas Teluk Youtefa.

Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiasi Moerwanto memberi sambutan terkait pembangunan jembatan Holtekam yang melintas di atas Teluk Youtefa, di Kota Jayapura, Papua, Rabu (21/2). (Foto: Antaranews Papua/Evarukdijati) (Foto: Antaranews Papua/Evarukdijati/)
Rapat tersebut digelar untuk menganalisa semua prosedur dalam pelaksanaan pembangunan jembatan tersebut yang juga melibatkan komisi keselamatan.

Dari hasil analisa yang dilakukan diputuskan pembangunan jembatan Holtekam tetap dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah ditentukan dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan.

"Jembatan Holtekam nantinya tidak saja mempermudah jarak tempuh tetapi juga menjadi ikon bagi pariwisata khususnya di Kota Jayapura," kata Moerwanto.

Jembatan Holtekam itu juga merupakan jembatan pertama di Indonesia yang didesain untuk menjadi tujuan wisata.

"Untuk mewujudkan rencana tersebut tentu tergantung penyelesaian masalah tanah, yang diharapkan terwujud pada 2019," ujar Moerwanto.

Sekretaris Daerah Pemprov Papua Herry Dosinaen menyatakan kebanggaannya karena Kota Jayapura merupakan pintu gerbang yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Papua Nugini.

Selain menjadi kebanggaan, jembatan tersebut juga memudahkan masyarakat yang ingin ke kawasan Koya atau Arso yang menjadi lokasi pengembangan industri di masa mendatang.

"Dengan adanya jembatan Holtekam maka jarak tempuh lebih pendek dan menjadi kebanggan masyarakat di Papua," kata Herry Dosinaen.

Bentang tengah jembatan Holtekam dirakit di PT PAL Surabaya dan dibawa secara utuh ke Jayapura dengan menempuh waktu selama seminggu perjalanan atau sepanjang 3.200 kilometer. (*)

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024