Jakarta (Antaranews Papua) - Sebanyak dua tim peneliti muda dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Matauli Pandan, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, berhasil meraih sejumlah medali emas di ajang internasional di Taiwan dan Thailand melalui biji avokad dan tongkol jagung.

"Kami tidak mengira akan mendapatkan medali emas di ajang Kaohsiung International Invention and Design Expo (KIDE) 2017 di Taiwan dan juga International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEx) 2018 di Thailand," ujar perwakilan peneliti muda, Zidan Dzulyadain Amri, dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu.

Tim peneliti muda tersebut terdiri dari dua yakni tim Avoteaman yang mengusung produk Avocado Tea Many Benefits dan tim kedua yakni tim Chas yang menciptakan produk Corncob Hand Sanitizer atau pembersih tangan yang berasal dari tongkol jagung.

Tim Avoteaman terdiri dari Afgha Satriya Prayoga, Jossy Fareza Tanjung, Kristian Anugrah Gea, Salman Raihan Sinulingga, dan Zidan Dzulyadain Amri. Sementara tim Chas terdiri dari Andrea Jhonsius Manurung, Emilia Fadillah Hutagalung, Mutiah Holil Nasution, dan Tiara Kharisma Abadi Zebua.

"Kami melakukan penelitian untuk teh dari biji avokad ini selama kurang lebih tiga bulan yakni dari September hingga November 2017," kata Zidan.

Awalnya hasil penelitian itu akan diikutsertakan dalam ajang penelitian tingkat provinsi, namun tidak lolos seleksi. Uniknya justru mendapatkan penghargaan di tingkat internasional.

"Setelah kami teliti, ternyata biji avokad yang selama ini terbuang memiliki antioksidan dan antihipertensi dan digunakn untuk berbagai pengobatan seperti disentri, diare, sakit gigi, parasit usus, pengobatan kulit dan kecantikan."

Tak hanya mendapatkan penghargaan di dua ajang bergengsi, tim Avoteaman mendaatkan penghargaan lainnya dari Dewan Riset Nasional Thailand danĀ  penghargaan penemuan terbaik dari Lembaga Kesehatan Hongkong.

"Kami berharap bisa meningkatkan prestasi kami lagi," harap Zidan.

Sementara, Mutiah Holil Nasution dari tim Chas menjelaskan timnya mendapatkan ide penggunaan tongkol jagung karena melihat banyaknya penjual es jagung di daerah itu.

"Tongkol jagung itu menjadi limbah dan dibuang begitu saja. Itu kami manfaatkan untuk penelitian dan setelah diteliti ternyata mengandung bahan antibakteri seperti triklosan atau triklokarban."

Penggunaan tongkol jagung sebagai pembersih tangan sangat efektif karena bahan antibakteri yang terkandung di dalamnya serta ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah yang tak terpakai.

Tim Chas juga meraih dua medali emas di Taiwan dan Thailand.

Ketua Yayasan Matauli, Akbar Tandjung, mengatakan penting untuk menyiapkan anak-anak yang siap berkompetisi di era yang berubah lebih cepat.

"Perubahan itu suatu keniscayaan, untuk itu kami siapkan anak-anak kami untuk siap menghadapi perubahan itu sendiri," kata Akbar. (*)

Pewarta : Indriani
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024