Jayapura (Antaranews Papua) - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Paniai menyatakan deklarasi kampanye damai yang sedianya digelar pada Sabtu (10/3) siang di Lapangan Karel Gobai batal karena aksi anarkhi sekelompok massa.

"Sebenarnya kami sudah jadwalkan deklarasi kampanye damai yang akan diikuti oleh dua pasangan calon bupati/wakil bupati Meki Nawipa-Oktopianus Gobai dan Hengki Kayame-Yehezkiel Tenouye pada Sabtu pekan kemarin tapi batal karena adanya aksi anarkhis," kata Komisioner KPU Paniai Zebulon Gobai ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Minggu.

Menurut dia, aksi anarkhi itu terjadi pada Sabtu siang di Enarotali tepatnya di sekitar Bapouda yang menjadi salah satu sekretariat tim pasangan calon independen (Yehuda Gobai-Yan Tebay).

Di situ, lanjut dia, massa dari tiga pasangan calon independen yang dinyatakan batal menjadi calon bupati, yakni massa simpatisan dan pendukung dari Yehuda Gobai-Yan Tebay, Yunus Gobay-Markus Boma dan Naftali Yogi-Marthen Mote bergabung kemudian melancarkan aksi yang kurang terpuji.

"Ketiga kelompok massa itu merusak mobil milik salah satu kandidat calon bupati (Hengki Kayame), namun polisi bisa menengahi," katanya.

Akibat aksi tersebut, kata dia, rencana pelaksanaan deklarasi kampanye damai yang sudah disusun dan dikoordinasikan bersama aparat keamanan Polri dan TNI serta pihak terkait akhirnya batal.

"Hal ini kami sudah sampaikan ke KPU Papua beserta jadwal kampanyenya. KPU Paniai masih berkoordinasi terkait pelaksanaannya paling tidak menunggu situasi nyaman, karena suhu politik di Paniai meningkat," katanya.

Dia mengemukakan pada Rabu pekan kemarin KPU Paniai juga sempat dihadang dan didemo oleh bakal calon bupati, Yulius Kayame yang dinyatakan tidak lolos oleh Panwaslu ketika hendak menyusun jadwal kampanye.

"Kelompok Yulius Kayame meminta agar jadwal kampanye dimasukan enam calon bupati, tapi kami sudah sampaikan bahwa KPU berpijak pada aturan dan keputusan yang dikeluarkan oleh Panwaslu. Yulius juga mengaku sudah ajukan gugatan ke PTUN Makasar, dan kami sampaikan jika ada keputusan yang menyatakan pasangan Yulius jadi peserta pilkada, maka KPU Paniai akan mematuhinya," kata Zebulon Gobai.

Sementara itu, calon bupati independen yang sedang mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung (MA) Naftali Yogi mengaku tidak tahu dengan situasi yang terjadi di Paniai.

"Saya belum dengar terkait aksi Sabtu kemarin, saya masih di Jakarta menunggu sidang MA," kata Naftali Yogi ketika dikonfirmasi lewat telepon seluler.

Sedangkan calon bupati independen lainnya, Yehuda Gobai yang coba dikonfirmasi terkait peristiwa anarkhi di Enarotali belum bisa berikan tanggapan.

"Maaf saya lagi ibadah," katanya lewat telepon seluler.

Pada Sabtu (10/3) siang terjadi aksi pengrusakan mobil merek Toyota jenis Hilux Double Cabin yang ditumpangi oleh bupati petahana Hengki Kayame.

Kendaraan roda empat yang ditumpangi Hengki Kayame datang dari arah Madi menuju Enarotali dan ketika sampai di sekitar Bapouda dilempari batu dan benda lainnya oleh massa tiga pasangan calon independen yang dinyatakan batal oleh Panwaslu sehingga kendaraan tersebut mengalami kerusakan.

Disaat bersamaan, datang Kapolres Paniai AKBP Supriagung dan personil bersama Brimob langsung menenangkan massa dan membawa Hengki Kayame ke rumah sakit setempat. Dalam insiden tersebut, Hengki Kayame dikabarkan mengalami luka-luka.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal ketika dikonfirmasi menyampaikan bahwa kasus tersebut sudah ditangani oleh Polres Paniai.

"Kasusnya sudah ditangani oleh jajaran di Paniai, situasi hingga kini kondusif. Kami imbau agar masyarakat dan para pendukung untuk menahan diri, biarkan polisi bekerja untuk memproses kasus ini," katanya.(*)

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor : Editor Papua
Copyright © ANTARA 2024