Jayapura (Antaranews Papua) - Manajemen Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Jayapura mengungkapkan jumlah investor saham di Papua dalam dua bulan terakhir tumbuh drastis dan kini mencapai sekitar 3.800 investor.

"Pada Januari-Februari 2018, pertumbuhan investor kita ada 200 investor. Jumlah ini ada peningkiatan dibanding tahun-tahun sebelumnya yang rata-rata tiap bulannya hanya bertambah sekitar 40 investor," ujar Kepala Kantor BEI Perwakilan Jayapura Kresna Aditya Payokwa, di Jayapura, Sabtu.

Ia mengklaim peningkatan tersebut merupakan hasil dari program edukasi (sekolah pasar modal) yang sudah dilakukan sebanyak lima gelombang.

Selain itu BEI jayapura juga melakukan edukasi kepada masyarakat umum melalui galeri investasi yang tersebar di beberapa perguruan tinggi yang ada di Jayapura.

Kresna menyebut nilai transaksi saham di Jayapura juga terus naik dan kini setiap bulannya nilainya mencapai Rp50 miliar.

Menurut dia, tipe investor saham di Jayapura cukup beragam, ada yang tipikalnya investor sejati dimana dia hanya beli dan bertahan dalam jangka panjang. Tetapi ada juga yang jual-beli.

"Kita pelajari memang investor yang usianya masih muda (20-40 tahun) lebih suka jangka pendek. Kalau investor yang usianya di atas 40 tahun cenderung stabil karena memang mereka mempersiapkan investasinya untuk jangka panjang," kata dia.

Sebelumnya, Kresna sempat menyampaikan selama 2017 investor saham di Papua bertumbuh hingga 71,46 persen atau menjadi yang terbesar kedua di seluruh Indonesia.

"Total investor kita hingga Desember 2017 lalu, di Papua sudah mencapai 3.592 investor atau ada penembahan 1.497 inevestor baru. Hal tersebut merupakan pencapaian kedua tertinggi, setelah Provinsi Jawa Tengah," katanya.

Ia menjelaskan, peningkatan jumlah investor tersebut, diikuti pertumbuhan transaksi jual beli saham yang nilainya pada 2017 meningkat sekitar 100 persen dibandingkan 2016.

"Kemudian untuk transaksi sepanjang 2017 lalu juga telah mencapai Rp6 triliun. Hal ini juga mengalami kenaikan yang pada tahun sebelumnya hanya mencapai Rp3 triliun," kata dia. (*)

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024