Timika (Antaranews Papua) - Tim penyidik Kejaksaan Negeri Timika, Papua, belum menahan PK, mantan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Mimika selaku tersangka kasus dugaan korupsi proyek pengadaan 16 unit perahu motor program Puskesmas Keliling tahun 2016 senilai Rp6,4 miliar.
Kepala Kejaksaan Negeri Timika Alex Sumarna di Timika, Jumat, mengatakan tim penyidik masih akan mengevaluasi kembali hasil pemeriksaan tiga tersangka kasus dugaan korupsi itu.
Selain PK, terdapat dua tersangka lainnya yaitu Bd dan S.
"Nanti kita mau periksa lagi itu. Tim penyidik lagi evaluasi. Kalau membutuhkan pendalaman maka kita akan periksa lagi," jelas Alex.
Selain itu, Kejari Timika juga masih menunggu kehadiran auditor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Papua guna menghitung kerugian negara dalam proyek tersebut.
"Kami mendapat informasi bahwa auditor BPKP akan datang pekan depan," kata Alex.
Ia mengatakan seluruh tersangka sudah diperiksa oleh tim penyidik Kejari Timika.
Dua tersangka atas nama Bd dan S malah sudah ditahan di Rutan Lapas Kelas IIB Timika.
Sementara tersangka PK belum ditahan dan masih bertugas sebagai Asisten II Setda Mimika.
"Rencana pemeriksaan tambahan akan dilakukan Senin pekan depan. Masih ada satu tersangka yang belum kami tahan," jelas Alex.
Terkait kasus tersebut, tim penyidik Kejari Timika telah memeriksa lebih dari 30 orang saksi.
Diantaranya staf Dinkes Mimika, dan delapan Kepala Puskesmas wilayah pesisir Mimika yang menerima bantuan masing-masing dua unit perahu motor program Puskesmas Keliling (Pusling).
"Kami sudah periksa semuanya mulai dari Kepala-kepala Puskesmas yang menerima perahu-perahu itu. Lalu panitia lelang seluruhnya, panitia pemeriksa barang, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) juga. Saksi yang diperiksa lsebih dari 30 orang," jelas Alex.
Dalam evaluasi nanti, tim penyidik akan menentukan apakah masih ada pihak lain yang layak lagi dimintai pertanggungjawaban secara pidana sesuai dengan fakta perbuatannya.
Proyek pengadaan 16 unit perahu motor program Pusling untuk memperkuat pelayanan delapan Puskesmas wilayah pesisir Mimika bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2016. (*)
Kepala Kejaksaan Negeri Timika Alex Sumarna di Timika, Jumat, mengatakan tim penyidik masih akan mengevaluasi kembali hasil pemeriksaan tiga tersangka kasus dugaan korupsi itu.
Selain PK, terdapat dua tersangka lainnya yaitu Bd dan S.
"Nanti kita mau periksa lagi itu. Tim penyidik lagi evaluasi. Kalau membutuhkan pendalaman maka kita akan periksa lagi," jelas Alex.
Selain itu, Kejari Timika juga masih menunggu kehadiran auditor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Papua guna menghitung kerugian negara dalam proyek tersebut.
"Kami mendapat informasi bahwa auditor BPKP akan datang pekan depan," kata Alex.
Ia mengatakan seluruh tersangka sudah diperiksa oleh tim penyidik Kejari Timika.
Dua tersangka atas nama Bd dan S malah sudah ditahan di Rutan Lapas Kelas IIB Timika.
Sementara tersangka PK belum ditahan dan masih bertugas sebagai Asisten II Setda Mimika.
"Rencana pemeriksaan tambahan akan dilakukan Senin pekan depan. Masih ada satu tersangka yang belum kami tahan," jelas Alex.
Terkait kasus tersebut, tim penyidik Kejari Timika telah memeriksa lebih dari 30 orang saksi.
Diantaranya staf Dinkes Mimika, dan delapan Kepala Puskesmas wilayah pesisir Mimika yang menerima bantuan masing-masing dua unit perahu motor program Puskesmas Keliling (Pusling).
"Kami sudah periksa semuanya mulai dari Kepala-kepala Puskesmas yang menerima perahu-perahu itu. Lalu panitia lelang seluruhnya, panitia pemeriksa barang, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) juga. Saksi yang diperiksa lsebih dari 30 orang," jelas Alex.
Dalam evaluasi nanti, tim penyidik akan menentukan apakah masih ada pihak lain yang layak lagi dimintai pertanggungjawaban secara pidana sesuai dengan fakta perbuatannya.
Proyek pengadaan 16 unit perahu motor program Pusling untuk memperkuat pelayanan delapan Puskesmas wilayah pesisir Mimika bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2016. (*)