Timika (Antaranews Papua) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi menemui 17 guru SD Inpres Aroanop dan SD Inpres Jagamin, Distrik Tembagapura yang menjadi korban tindak kekerasan fisik, psikis dan pelecehan seksual oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata/KKSB.

Pertemuan antara Mendikbud Muhadjir Effendi dengan belasan guru tersebut berlangsung secara tertutup bertempat di Hotel Horison Timika, Senin petang.

Mendikbud mengatakan kedatangannya ke Timika selain untuk mengecek kesiapan dan pelaksanaan ujian nasional baik yang berbasis komputer maupun yang berbasis kertas pensil, tetapi secara khusus diutus Presiden Joko Widodo untuk menemui para guru yang mengalami perlakuan tidak manusiawi oleh KKSB, beberapa waktu lalu.

"Esok pagi saya akan ke sana (Aroanop). Saya diutus Presiden untuk meninjau lokasi itu sekaligus membesuk mereka-mereka yang mengalami masalah akibat dari kasus itu," tutur Mendikbud Muhadjir Effendi.

Mendikbud belum bisa menyebut secara rinci langkah-langkah apa yang akan diambil oleh pemerintah dalam menangani kasus tersebut, termasuk menyelamatkan pendidikan anak-anak asli Papua asal Suku Amungme yang bermukim di Kampung Aroanop dan beberapa kampung lain sekitar itu seperti Jagamin, Baluni, Anggigi, Ainggongin dan lainnya.

"Saya akan melaporkan kepada Presiden hasilnya, mudah-mudahan Bapak Presiden membuat keputusan yang menggembirakan semua pihak," ujarnya.

Menurut Muhadjir Effendi, penanganan masalah guru-guru yang mengalami perlakuan tidak senonoh oleh KKSB tidak sepenuhnya hanya menjadi kewenangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi melibatkan antarkementerian dan instansi terkait.

Sebanyak 17 guru yang bertemu Mendikbud Muhadjir Effendi, terdiri atas delapan guru yang bertugas di SD Inpres Aroanop dan sembilan guru yang bertugas di SD Inpres Jagamin.

Sejumlah guru yang bertugas di SD Inpres Aroanop dilaporkan mengalami tindak kekerasan fisik, psikis maupun pelecehan seksual oleh anggota KKSB pada pertengahan April ini.

Para guru tersebut dilaporkan disekap dalam satu ruangan selama 45 menit dan selanjutnya guru-guru laki-laki dipukul dan dipopor dengan senjata api, sementara guru-guru perempuan mengalami pelecehan seksual oleh gerombolan bersenjata yang diperkirakan berjumlah lebih dari 20 orang lengkap dengan senjata api laras panjang.

KKSB melarikan diri ke kampung-kampung di Lembah Aroanop setelah dipukul mundur oleh pasukan TNI saat menyerbu Kampung Opitawak pada 2 April.

Operasi penertiban KKSB di Kampung Banti, Kimbeli, Utikini, Longsoran hingga Opitawak dilakukan menyusul tindakan KKSB yang membakar gedung SD-SMP Negeri Banti, Rumah Sakit Waa-Banti dan rumah-rumah penduduk sejak 26 Maret.

Kini seluruh kampung di Lembah Aroanop, Distrik Tembagapura telah dikuasai oleh pasukan gabungan TNI dari Batalyon 751/Rider, Batalyon 754 Eme Neme Kangasi dan Brigade Infantri 20 Ima Jaya Keramo. (*)

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024