Timika (Antaranews Papua) - Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, menyatakan berdasarkan hasil supervisi sekitar 84 persen warga setempat telah menggunakan kelambu berinsektisida atau antimalaria.

Penanggung Jawab Malaria Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika Samson Manao di Timika, Rabu, mengatakan supervisi dilaksanakan di enam Puskesmas seputaran Kota Timika, yakni Puskesmas Wania, Pasar Sentral, Timika Jaya, Timika, Bintuka dan Puskesmas Jile Yale.

Dalam supervisi selama tiga hari tersebut, Program Malaria Dinkes Mimika dibantu petugas Puskesmas dan Malaria Center.

"Kami mendatangi sebanyak 13.291 rumah tangga pekan lalu dan hasilnya sebanyak 84 persen sudah pakai kelambu malaria. Yang tidak menggunakan beralasan masih pakai kelambu lama, sisanya terkait pengetahuan pentingnya kelambu malaria," kata Samson.

Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika meluncurkan pekan kelambu malaria massal di Timika pada Jumat (2/2).

Mimika mendapat jatah kelambu sebanyak 112.400 unit yang merupakan program yang didanai Global Fund.

Sementara itu, distribusi kelambu ke rumah tangga dilaksanakan oleh petugas Puskesmas di wilayah masing-masing.

Kabupaten Mimika hingga 2018 masih menjadi salah satu dari lima kabupaten di Provinsi Papua yang menjadi penyumbang kasus malaria terbesar di tingkat nasional.

Hal itu yang jadi pertimbangan Kementerian Kesehatan mengarahkan Program Kelambu Malaria Massal di Kabupaten Mimika.

Apalagi Mimika menjadi salah satu kabupaten di Papua yang menjadi tempat pelaksanaan PON 2020.

"Kelambunya sudah sampai di pesisir. Wilayah pegunungan masih terkendala transportasi. Kalau di Kwamki Narama, kita masih koordinasi dengan Puskesmas pasca persamaian kemarin," kata Samson. (*)

Pewarta : Jeremias Rahadat
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024