Jayapura (Antaranews Papua) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyatakan Kabupaten Nduga merupakan wilayah dengan Indek Pembangunan Manusia (IPM) terendah di Papua yakni hanya sebesar 27,87.
Kepala Bidang Informasi BPS Provinsi Papua Eko Mardiana, di Jayapura, Senin, mengatakan jika dilihat menurut komponen pembentuk IPM, nilai setiap komponen di Kabupaten Nduga menjadi yang paling rendah dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Papua.
"Nilai tiap komponen IPM 2017 di Nduga yaitu UHH (Umur harapan hidup) saat lahir sebesar 54,60 tahun yang berarti setiap bayi yang lahir memiliki peluang untuk hidup hingga usia 54,60 tahun," katanya.
Menurut Eko, kemudian Harapan Lama Sekolah (HLS) sebesar 2,64 tahun yang berarti anak-anak usia tujuh tahun di Nduga memiliki peluang untuk bersekolah hanya selama 2,64 tahun atau hanya sampai kelas 2 SD, angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) sebesar 0,71 tahun yang berarti penduduk Nduga usia 25 tahun keatas secara rata-rata?hanya menempuh pendidikan 0,71 tahun atau tidak tamat kelas I SD, dan angka pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) hanya Rp. 3,97??juta per tahun.
"Sedangkan untuk kabupaten dengan IPM berstatus sedang adalah Merauke, Nabire, Kepulauan Yapen, Sarmi, Keerom, Waropen dan Supiori termasuk Kabupaten Boven Digul yang mengalami perubahan status dari rendah menjadi sedang," ujarnya.
Dia menjelaskan adapun kabupaten atau kota dengan status IPM tinggi adalah Kabupaten dan Kota Jayapura, Biak Numfor serta Mimika, di mana mayoritas kabupaten di Papua berstatus rendah.
"Di sisi lain sebaliknya untuk Kota Jayapura sebagai ibukota Provinsi Papua tercatat memiliki pembangunan manusia tertinggi dibandingkan kabupaten lainnya di Papua, yakni pada 2017, IPMnya mencapai 79,23," katanya lagi.
Dia menambahkan sementara untuk dimensi pengetahuan dan dimensi standar hidup layak, Kota Jayapura juga menempati posisi pertama, di mana nilai jumlah masing-masing indikatornya adalah HLS??sebesar 14,98 tahun, RLS sebesar 11,15 tahun dan pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) mencapai Rp14,78 juta per tahun.
Kecuali untuk dimensi umur panjang dan hidup sehat, posisi pertama ditempati Kabupaten Mimika dengan nilai UHH (Usia Harapan Hidup) saat lahir mencapai 71,93 tahun. (*)
Kepala Bidang Informasi BPS Provinsi Papua Eko Mardiana, di Jayapura, Senin, mengatakan jika dilihat menurut komponen pembentuk IPM, nilai setiap komponen di Kabupaten Nduga menjadi yang paling rendah dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Papua.
"Nilai tiap komponen IPM 2017 di Nduga yaitu UHH (Umur harapan hidup) saat lahir sebesar 54,60 tahun yang berarti setiap bayi yang lahir memiliki peluang untuk hidup hingga usia 54,60 tahun," katanya.
Menurut Eko, kemudian Harapan Lama Sekolah (HLS) sebesar 2,64 tahun yang berarti anak-anak usia tujuh tahun di Nduga memiliki peluang untuk bersekolah hanya selama 2,64 tahun atau hanya sampai kelas 2 SD, angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) sebesar 0,71 tahun yang berarti penduduk Nduga usia 25 tahun keatas secara rata-rata?hanya menempuh pendidikan 0,71 tahun atau tidak tamat kelas I SD, dan angka pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) hanya Rp. 3,97??juta per tahun.
"Sedangkan untuk kabupaten dengan IPM berstatus sedang adalah Merauke, Nabire, Kepulauan Yapen, Sarmi, Keerom, Waropen dan Supiori termasuk Kabupaten Boven Digul yang mengalami perubahan status dari rendah menjadi sedang," ujarnya.
Dia menjelaskan adapun kabupaten atau kota dengan status IPM tinggi adalah Kabupaten dan Kota Jayapura, Biak Numfor serta Mimika, di mana mayoritas kabupaten di Papua berstatus rendah.
"Di sisi lain sebaliknya untuk Kota Jayapura sebagai ibukota Provinsi Papua tercatat memiliki pembangunan manusia tertinggi dibandingkan kabupaten lainnya di Papua, yakni pada 2017, IPMnya mencapai 79,23," katanya lagi.
Dia menambahkan sementara untuk dimensi pengetahuan dan dimensi standar hidup layak, Kota Jayapura juga menempati posisi pertama, di mana nilai jumlah masing-masing indikatornya adalah HLS??sebesar 14,98 tahun, RLS sebesar 11,15 tahun dan pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) mencapai Rp14,78 juta per tahun.
Kecuali untuk dimensi umur panjang dan hidup sehat, posisi pertama ditempati Kabupaten Mimika dengan nilai UHH (Usia Harapan Hidup) saat lahir mencapai 71,93 tahun. (*)