Jakarta (Antaranews Papua) - Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) meminta Presiden Joko Widodo segera memberikan solusi terhadap pelemahan nilai tukar (depresiasi) rupiah yang terus terjadi.

Ketua BPP Hipmi Bidang Ekonomi Muhammad Idrus di Jakarta, Kamis, menyatakan kekhawatirannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menebus angka Rp15.000, setelah nilai tukar rupiah ditutup pada angka Rp14.394 pada Kamis (5/7).

"Hari ini saja para analis perbankan memprediksi nilai tukar rupiah akan jatuh pada angka Rp14.600. Antisipasi kemungkinan terburuk pekan depan, yaitu tembus Rp15 ribu, kami mengimbau dengan segera Presiden bertindak," katanya dalam siaran pers.

Idrus menyebutkan nilai tukar rupiah melemah bukan hanya karena persaingan dagang antara Amerika dengan China dan Uni Eropa, namun juga disebabkan faktor internal.

Oleh karena itu, kata dia, Presiden perlu segera bertindak dengan mengeluarkan kebijakan penyelamatan rupiah.

Idrus mengatakan jika nilai tukar rupiah menembus Rp15.000, perekonomian Indonesia semakin terpuruk karena industri Indonesia dia, banyak tergantung bahan baku impor.

"Semoga hal ini tidak terjadi, nilai tukar bisa kembali menguat. Industri kita didominasi 'foot loose industry' yang mengandalkan bahan baku impor. Kalau nilai tukar terus melemah, industri kita akan kolaps," katanya.

Idrus mengimbau masyarakat tidak memborong dolar dan memiliki kepedulian terhadap kondisi perekonomian Indonesia.

"Peran serta masyarakat khususnya kalangan elit diharapkan agar melakukan aksi nyata keprihatinan atas kondisi ekonomi kita. Dan jangan sampai sebaliknya, (yaitu) memborong dolar," katanya.

Pewarta : Ade Irma Junida
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024