Wamena (Antaranews Papua) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua menghindari terjanya perang sungguhan pada pagelaran Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) dengan tidak menyertakan beberapa distrik yang pada beberapa waktu lalu terlibat perang warga antarkampung.

Sekretaris Daerah Jayawijaya Yohanis Walilo, di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Rabu, mengatakan konflik lanjutan warga antarkampung berpeluang terjadi jika mereka dipertemukan di FBLB.

Apalagi warga yang nantinya menjadi peserta lomba perang-perangan pada FBLB, melengkapi diri dengan peralatan perang tradisional seperti panah dan tombak.

"Tidak semua dari total 40 distrik dilibatkan karena ada beberapa distrik yang mengundurkan diri karena memang ada permasalahan di sana, perang suku, jadi kita menghindari jangan sampai mereka pas di situ (di FBLB), mereka betul-betul perang. Jadi mungkin salah satu distrik saja yang kita ambil, salah satunya tidak," tuturnya.

Walau tidak menyebutkan distrik yang tidak dilibatkan pada FBLB, namun pada beberapa waktu lalu memang terjadi konflik warga antarkampung di dua distrik berbeda dan mengakibatkan satu orang warga meninggal dunia.

FBLB 2018 akan dilaksanakan selama tiga hari terhitung sejak tanggal 7 hingga 9 Agustus di Distrik Welesi, Jayawijya.

Sekda memastikan tidak akan ada aktivitas pemalangan jalan yang menghubungkan pusat kota dengan lokasi FBLB sebagaimana informasi yang beredar di masyarakat bahwa akan dilakukan pemalangan.

Pemerintah mengajak warga untuk terlibat kegiatan nasional itu, dan juga ikut menciptakan keamanan dan kenyamanan selama kegiatan.

"Akses jalan lewat Yagara itu tidak ada alasan untuk dipalang. Jadi kalau Jalan Wouma rusak, bisa digunakan jalan Yagara," ujarnya.

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024