Jayapura (Antaranews Papua) - Pembentangan bendera merah putih sepanjang 1.500 meter melibatkan 1.000-an pelajar, organisasi pemuda, TNI/POLRI, dan warga setempat?dari titik nol di Skouw-Wutung, perbatasan RI-Papua Nugini, Distrik Muara Tami, Jayapura, Papua, Senin (17/9), berhasil meraih rekor Muri.

Pembentangan bendera merah putih itu merupakan bagian dari Kirab Satu Negeri dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor dimulai dari pukul 16.30 WIT hingga pukul 18.00 WIT, dengan cara bendera merah putih dibentangkan dari titik nol tapal batas kemudian diangkat di atas kepala oleh 1.000-an pelajar, ormas, dan warga serta TNI/POLRI.

"Ini adalah catatan pertama pembentangan bendera di tapal batas RI-PNG, ini merupakan bagian dari Kirab Satu Negeri Ansor dan Banser, karena kita bertanah air satu, kita meminum di air yang sama, berpijak di tanah yang sama, tanah air dan udara Indonesia," kata Senior Manajer Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Yusuf Ngadri.

Alasan pemberian penghargaan itu, kata Yusuf, MURI mencatat rekor-rekor itu dengan beberepa kategori, di antaranya yang pertama, superlatif, unik atau langka.

"Kali ini MURI berikan pada katergori superlatif atau ter... kain merah putih terpanjang yang dilakukan di tapal batas RI-PNG, sepanjang 1.500 meter," kata Yusuf.

Secara terpisah, Kapolda Papua Irjen Martuani Sormin yang ikut hadir dan saksikan kegiatan tersebut mengatakan pemuda Ansor bersama Banser ingin menanamkan sikap cinta kebangsaan kepada negeri.

"Kegiatan ini ingin menegaskan bahwa Papua bagian dari NKRI, Papua adalah Indonesia dan Indonesia adalah Papua. Makanya saya hadir di sini guna mendukung acara ini, sehingga kita benar-benar menunjukkan keseriusan dalam nasionalisme dan cinta bangsa Indonesia," katanya.

Martuani berharap kegiatan tersebut bisa tertanam di benak dan sanubari pemuda masa kini bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar, majemuk sebagaimana isi dari Sumpah Pemuda 28 Oktober.

"Kalau pun hari ini kita bentangkan bendera terpanjang dengan rekor MURI, maka yang utama adalah menanamkan rasa cinta pada bangsa dan tidak terpisahkan dari NKRI," katanya menegaskan.

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024