Jayapura (Antaraneews Papua) - Pemeintah kabupaten (Pemkab) Jayawijaya meminta PT Pertamina (Persero) untuk menambah kuota BBM bagi lembaga penyalur yang ada di wilayah tersebut karena kini alokasi yang ada belum mampu memenuhi kebutuhan.

"Kami sekarang butuh 2.000 KL tapi baru dikasih 1.300 KL, ini yang jadi celah untuk orang-orang nakal untuk menampung BBM dan menjualnya secara eceran," kata Kepala Dinas Perindagkop Kabupaten Jayawijaya, Semuel Munua, di Jayapura, Selasa.

Ia menjelaskan selama ini ada margin antara kuota yang diberikan pertamina dengan kebutuhan nyata masyarakat di Jayawijaya. Hal tersebut yang membuat harga BM eceran di wilayah tersebut cukup tinggi.

Menurut dia, bagi masyarakat yang tida mendapat BBM di lembaga penyalur resmi Pertamina, terpaksa harus membelinya secara eceran.

"Selama ini sisa kebutuhannya ditutupi oleh BBM industri yang dijual secara eceran. Sebelum April 2017, BBM eceran di Wamena bisa sampai Rp30.000 KL/liter, tapi begitu kebutuhannya mulai mencukupi maka harga BBM eceran dengan sendirinya turun, sekarang paling mahal Rp18.000/liter," kata dia.

"Jadi kalau kebutuhan kita tercukupi, tidak ada lagi peluang untuk oknum tertentu menampung BBM, kalau pun ada pasti harga jual BBM eceran itu pasti turun," sambungnya.

Samuel memnegaskan bila permintaan tersebut diberikan, penyalurannya cukup melalui lembaga penyalur yang telah ada, karena saat ini ada empat lembaga penyalur di Jayawijaya.

Namun, ia menegaskan permintaan tersebut hanya untuk memenuhi kebutuhan BBM bagi kendaraan yang terdaftar di Samsat jayawijaya, sementara di wilayah tersebut banyak kendaraan dari kabupaten lain.

"Permintaan 2.000 KL/bulan ini hanya untuk kendaraan milik masyarakat Jayawijaya, itu pun yang terdaftar berdasarkan masa waktu STNK yang terdata di Samsat setempat. Kendaraan dari luar Wamena kita tidak layani," kata Samuel.

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024