Palu (Antaranews Papua) - Jalan utama menuju Desa Lolu dan Desa Jono Oge di Kabupaten Sigi rusak parah, bahkan beberapa ruas terputus setelah gempa berkekuatan 5,2 Skala Richter (SR) mengguncang Kota Palu dan sekitarnya, Selasa (9/10) pukul  05.15 Wita.

Retakan lebih lebar dan panjang selepas gempa, cukup jelas terlihat mulai lepas dari Jalan Dewi Sartika, Kota Palu menuju sepanjang Jalan Raya Palu-Palolo ke arah Kabupaten Sigi.

Di tepian jalan, banyak tiang listrik rebah, alhasil pengendara yang melintas perlu ekstra waspada saat melintas agar tidak tersangkut hingga tergelincir.

Jalan utama menuju Desa Lolu dan Desa Jono Oge juga terputus untuk kendaraan roda empat, khususnya lepas 500 meter dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) Pertamina yang terletak di Jalan Lasoso, Desa Jono, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi.
       
Sebelum gempa 5,2 SR mengguncang Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan wilayah sekitarnya, akses utama Jalan Lasoso masih dapat dilintasi para pengendara roda dua dan empat.

Alhasil, banyak pengendara roda empat yang harus memutar dan mencari jalan alternatif menuju Desa Jono Oge dan Desa Lolu.

Untuk menghindari kecelakaan lalu lintas, beberapa warga yang tengah mengungsi di halaman rumahnya di sepanjang Jalan Lasoso tampak berinisiatif memasang tongkat dan lembaran seng di celah patahan dan retakan jalan.

Adanya lembaran seng, daun pintu, dan tongkat kayu yang diletakkan di tengah jalan membuat para pelintas dapat mengantisipasi patahan di badan jalan.

Walau begitu, pengendara roda dua dan pejalan kaki yang ingin menuju ke Desa Lolu dan Desa Jono Oge masih dapat melintas di Jalan Lasoso.

Pengendara roda empat hanya harus memutar dan berbelok ke kanan melewati jalan alternatif di tengah pematang sawah untuk menuju ke dua desa di Kabupaten Sigi tersebut.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan pusat gempa 5,2 SR berada pada lima kilometer di timur laut Kota Palu dengan titik koordinat 0.89 LS - 119.93 BT.

Gempa berkedalaman 10 kilometer dari atas daratan Palu itu, dilaporkan BMKG, tidak berpotensi Tsunami.

Meski guncangan cukup terasa, Iwan (37), pengungsi asal Desa Lolu yang tinggal sementara di Lapangan Karapan Sapi di Kecamatan Sigi Biromaru mengaku tidak begitu cemas.

"Saya sudah merasakan yang lebih besar, lagipula kami sudah di tenda," sebut Iwan saat ditemui di posko pengungsi, Sigi.

Pewarta : Genta Tenri Mawangi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024