Biak (Antaranews Papua) - Omset bank sampah induk di Pasar Darfuar, Distrik Samofa, Kabupaten Biak Numfor, Papua, dari mengelola sampah rumah tangga dapat mencapai Rp250 juta per bulan.

"Kunci sukses dalam mengelola sampah lewat bank sampah jangan malu dan mau bekerja keras, jujur serta peduli dengan lingkungan," kata Ketua Pengelola sampah induk Biak, Selamet Haryono di Biak, Senin.

Ia mengakui, sistem kerja bank sampah induk pasar Darfuar yakni menerima setoran nasabah sampah dari berbagai lokasi kampung dan kelurahan di Kabupaten Biak Numfor.

Selamet mengatakan keberadaan bank sampah pasar Darfuar untuk di Papua masuk dalam kategori terbaik karena mampu menjadi mitra pemerintah dalam mengelola sampah menjadi bernilai ekonomis.

"Bahkan bank sampah pasar Darfuar juga mampu memproduksi pupuk organik serta menjadi tempat edukasi pengelolaan lingkungan," katanya.

Warga Biak Kota, Samofa dan warga kampung lain di Kabupaten Biak Numfor, lanjut Selamet, sebagai salah satu nasabah Bank Sampah Induk Biak.

"Sudah ratusan nasabah individu warga Biak yang setiap kali ada sampah-sampah yang bisa diuangkan misalnya kardus, botol mineral,plastik dan sebagainya yang menumpuk di rumahnya selalu dibawa ke bank sampah untuk ditabung," ujar Selamet.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Biak, Iwan Ismulyanto AP mengatakan sejak operasional bank sampah induk dikelola warga telah mampu mendatangkan uang untuk masyarakat lokal hingga puluhan juta rupiah.

"Ada warga lokal Biak menjadikan sampah sebagai sumber pendapatan, ya ini disetor melalui bank sampah induk dan bank sampah unit," katanya.

Berdasarkan data keberadaan bank sampah induk pasar Darfuar Kabupaten Biak Numfor binaan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah menjadi tempat pengelolaan sampah dengan reduce,reuse,recycle) serta mengelola seratusan nasabah sampah.

Pewarta : Muhsidin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024