Jayapura (Antaranews Papua) - Direktur PDAM Jayapura Entis Sutisna mengatakan pihaknya akan melakukan penertiban terhadap pelanggan yang tak membayar tagihan, mengingat kini hanya 50 persen pelanggan yang membayar tagihan.

"Kini, pelanggan PDAM tercatat 32.800 rumah tangga/kantor/tempat usaha namun hanya separuh yang membayar sehingga mempengaruhi pendapatan yang hanya mencapai Rp4 milar.  Karena itu PDAM Jayapura akan melakukan penertiban dan bila tetap enggan membayar akan dilakukan pemutusan," kata Sutisna kepada Antara di Jayapura, Senin.

Dia mengatakan pelanggan yang rajin membayar terbanyak dari tempat usaha, perorangan yang bermukim di komplek.

Dalam melayani pelanggan PDAM Jayapura menggunakan 13 sumber air, tiga diantaranya berada di Kabupaten Jayapura dengan produksi saat normal mencapi 895 liter/ detik, namun dengan penurunan debit air maka hanya mampu memproduksi 447 liter/detik.

"Memang betul saat ini debit air terus mengalami penurunan akibat perambahan hutan serta pencurian air yang dilakukan masyarakat," kata Sutisna. Pihaknya akan memberlakukan penggiliran sehingga semua pelanggan terlayani.

"Pasokan air menurun hingga setengah sehingga harus segera dilakukan penggiliran," kata Sutisna.

Ketika ditanya tentang cara mengatasi kesulitan air bersih, Sutisna mengatakan satu-satunya cara yaitu masyarakat menghentikan kebiasaan membuka dan membakar hutan dengan alasan apapun serta tidak melakukan pencurian air.

Namun yang terpenting adalah menghentikan perambahan hutan sehingga pohon kembali tumbuh dan dapat menyimpan air, kata Sutisna.

Harga air yang dikelola PDAM Jayapura kini sebesar Rp3.000/meter kubik (m3).

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024