Jayapura (Antaranews Papua) - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili mengatakan Propinsi Papua dan Papua Barat dilintasi 16 patahan lokal yang berpengaruh terhadap terjadinya gempa.

"Kedua propinsi di wilayah timur Indonesia ini memang dilintasi 16 patahan lokal yang berpengaruh terhadap gempa yang terjadi di Papua dan Papua Barat, yaitu lajur Anjak Mamberamo, lajur Ofiolit Papua, lajur Anjak Pegunungan Tengah, lajur Sesar Yapen, Waipoga Through, Sesar Sungkup Weyland, Sesar Ransiki, Sesar Wandamen dan lajur lipatan Lengguru," ujarnya kepada Antara di Jayapura, Selasa.

Selain itu, adanya sesar anjak Arguni, sesar Tarera Aiduna, lajur sesar Sorong, lajur sesar Koor, Manokwari Through, subduksi utara Papua dan subduksi bujur Banda.

Dia mengatakan dari 16 patahan yang sangat berpengaruh adalah subduksi utara Papua (Papua Nugini) yang sangat rentan karena disisi timur ada lempeng Pasifik.

Subduksi utara Papua memiliki kontribusi besar terhadap aktifitas gempa di wilayah Papua.

Sedangkan sesar Sorong memberikan kontribusi cukup besar terhadap gempa lokal, termasuk sesar Yapen, kata Petrus seraya menambahkan, khusus Papua daerah yang rawan gempa yaitu Nabire, Serui, Biak dan Sarmi.

"Namun tidak semua gempa menimbulkan tsunami," kata Petrus.

Ketika ditanya tentang peralatan pemantau gempa, Kepala BMKG Jayapura mengatakan, jajarannya memiliki 16 alat pemantau atau seismograf namun tujuh di ataranya rusak yang sebagian besar akibat faktor alam seperti akibat ranting pohon yang menggenai alat tersebut.

Walaupun demikian tidak mempengaruhi kinerja petugas karena masih bisa ditangani dari Jayapura, sedangkan bila terjadi gempa diatas 5 SR maka alat-alat yang ada di daerah lainnya akan memberikan laporan.

"Tidak berfungsinya tujuh alat memantau gempa tidak mempengaruhi kinerja petugas," kata Petrus yang didampingi sejumlah petugas BMKG Jayapura.

Tujuh peralatan yang rusak berada di Sarmi, Wamena, Biak, Serui, Ransiki, Manokwari, dan Sorong.

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024