Surabaya (Antaranews Papua) - Tim Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) memantau pelayanan kesehatan orang asli Papua yang dirujuk dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura ke RSUD Dr Soetomo Surabaya, Jawa Timur.

Ketua tim UP2KP Tahi G Butar-Butar di Surabaya, Kamis, mengatakan timnya memantau pelayanan rujukan pasien Papua di RSUD Dr Soetomo Surabaya sejak Rabu (24/10) hingga Jumat (26/10).

Tim yang dipimpinnya itu beranggotakan Sepnat Wally, Kamelius Logo, dan Nunung Kusmiati.

"Pemantauan itu bertujuan mengoptimalkan pelayanan kesehatan rujukan nasional bagi pasien-pasien dari Provinsi Papua yang dijamin dalam pembiayaan dari KPS maupun pembiayaan yang lain, agar betul-betul dapat terlayani dengan baik," ujarnya.

Selanjutnya, untuk mengetahui peningkatan derajat kesehatan masyarakat Papua melalui program pemerintah daerah di bidang kesehatan.

Tahi menjelaskan hingga kini penerapan sistem rujukkan pelayanan kesehatan di Papua belum berjalan secara optimal di semua fasilitas tingkat kesehatan.

Hal itu dibuktikan dengan masih ditemukannya morbilitas yang memerlukan rujukan dan rujukan balik namun tidak dapat terlayani secara memadai.?

Masih ditemukan berbagai masalah serius yang segera dilakukan langkah penyelesaian guna menjadikan proses rujukan dapat betul-betul efektif, tepat sasaran dan juga efisien terutama penghematan dari sisi anggaran.

Beberapa permasalahan mendasar yang masih ditemui diantaranya kurangnya koordinasi antara RSUD Jayapura sebagai perujuk, Dinas Kesehatan Provinsi Papua sebagai pelaksanaan jaminan kesehatan dan rumah sakit rujukan nasional sebagai sasaran rujukan.

"Adanya pengaduan yang kami terima terkait penanganan pasien rujukan dari Papua, dan lemahnya sisi administrasi menyangkut dokumen rujukan. Permasalahan transportasi bagi pasien dan pendamping keluarga, pendamping medis, serta?biaya hidup bagi pendamping keluarga yang sampai saat ini masih dikeluhkan oleh keluarga pasien," ujarnya.

Beranjak dari permasalahan tersebut maka perlu dilakukan koordinasi lintas institusi kesehatan dan institusi terkait lainnya untuk merumuskan dan memformulasikan solusi terbaik.

Maksudnya, untuk memberbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan bagi pasien rujukan di tiap tingkatan sebagai bagian dari salah satu syarat menuju Papua sehat untuk bangkit, mandiri dan sejahtera.

Tahi menambahkan, pihaknya sempat menemui dua pasien rujukan patah tulang dari RSUD Jayapura ke RSUD Dr Soetomo Surabaya.

"Pasien patah tulang yang pertama kami temui di ruang bedah yaitu Andreas Ayer (82 tahun)yang patah tulang kaki sebelah kanan karena jatuh dari kamar. Pasien ini dirujuk dari RSUD Jayapura ke RSUD Dr Soetomo Surabaya dengan menggunakan Kartu Papua Sehat (KPS)," ujarnya.

Pasien berikut yang ditemui tim UP2KP yakni Pieter Suebu. Sejak tim UP2KP datang ke ruangnanya, Pieter ditemani oleh ibunya, Bela Bindosano.

Dari diskusi tim dengan Ibu Bela, ia mengaku anaknya patah tulang karena kecelakaan di depan Kantor BKKBN Kotaraja, Abepura, Kota Jayapura.

Setelah kecelakaan, Pieter dilarikan ke RSUD Abepura untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan selama dua minggu.

"Namun karena tangannya tidak kanannya tidak bisa digerakkan sehingga RSUD Abepura merujuk Pieter ke RSUD Jayapura namun pihak Rumah Jayapura tidak bisa menangani pasien yang bersangkutan sehingga dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya," ujarnya.

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024