Jayapura (Antaranews Papua) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan pada Oktober 2018 kelompok kesehatan mengalami kenaikan indeks 2,32 persen atau terbesar dibandingkqn kelompok pengeluaran barang dan jasa lain sehingga Kota Jayapura mengalami inflasi 0,47 persen.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Papua, Bambang Ponco Aji, di Jayapura, Kamis, menjelaskan andil kelompok kesehatan terhadap inflasi Kota Jayapura sebesar 0,08 persen.

"Komoditas dari kelompok kesehatan yang memberikan andil inflasi terbesar di Kota Jayapura adalah tarif rumah sakit sebesar 0,067 persen," ujarnya.

Dari empat subkelompok dalam kelompok kesehatan, terdapat dua subkelompok yang mengelami kenaikan indeks, yaitu jasa kesehatan 10,12 persen dan jasa perawatan jasmani 1,30 persen.

Bambang menyebut untuk andil kelompok pengeluaran barang dan jasa yang memberikan andil inflasi terbesar di Kota Jayapura adalah kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

"Kelompok ini pada Oktober 2018 memberikan andil 0,20 persen terhadap inflasi di Kota Jayapura. Subkelompok transportasi mengalami inflasi terbesar, yaitu 1,35 persen," kata dia.

Secara keseluruhan, faktor pendorong terjadinya inflasi di Kota Jayapura adalah kenaikan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditi, antara lain angkutan udaram ikan ekor kuning, tarif rumah sakit, sagu, beras, dan lain-lain.

Inflasi tahun kalender di Kota Jayapura hingga Oktober 2018 sebesar 3,83 persen dan inflai "year on year" (Oktober 2018 terhadap Oktober 2017) adalah 6,10 persen.

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024