Jayapura (Antaranews Papua) - Peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, Sabtu, mengatakan, pembuat gerabah di daerah itu mulai berkurang.

Hari Suroto, yang dhubungi pada Sabtu, mengemukakan secara tradisional para pembuat gerabah berada di Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Sentani Tengah, Kabupaten Jayapura dan di Kampung Kayu Batu Kota Jayapura.

Ia menyebutkan bahwa masyarakat Abar masih memiliki pengetahuan untuk membuat gerabah. Hanya saja, gerabah tidak dibuat setiap hari. Masyarakat Abar membuat gerabah pada kesempatan tertentu seperti pameran, festival ataupun ada kunjungan dari pejabat.

"Atau pas masyarakat Kampung Abar menerima pesanan gerabah, itu yang terjadi. Mereka tidak membuat gerabah setiap hari," ujarnya.

Hari mengatakan, kini pembuat gerabah di Kampung Kayu Batu, Kota Jayapura hanya tinggal beberapa orang saja, itu pun mereka tidak rutin membuat gerabah setiap hari.

"Dulu, tahun 1970-an gerabah juga dibuat di Pulau Mansinam, Provinsi Papua Barat, namun kini sudah tidak ada lagi, sudah meninggal orangnya," ujarnya.

Menurut dia, gerabah banyak ditemukan di wilayah pesisir terutama di situs-situs arkeologi seperti di kawasan Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, dan Kabupaten Kepulauan Yapen, Biak, di pesisir Napan, Kabupaten Nabire Provinsi Papua.

"Kalau di Nabire itu gerabah juga dibuat di pulau Napan, kemudian kalau di Kepulauan Yapen itu di Serui Laut," ujarnya.

Dia menambahkanselanjutnya juga ditemukan di Kabupaten Fak-Fak, Kaimana, Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024