Jakarta (Antaranews Papua) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan akan meneruskan pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air PK-LQP yang hingga kini belum ditemukan.

"Kami belum berpikir berapa lama kami berpikir sampai ketemu," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam konferensi pers di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin.

Soerjanto mengatakan CVR merupakan data kunci dalam investigasi kecelakaan pesawat Lion Air penerbangan JT 610 itu.

"Kami sedang menyusun strategi untuk menemukan CVR karena sangat diperlukan dalam investigasi," katanya.

Dia menambahkan di dalam CVR tersebut berisi percakapan pilot.    

"Informasi sangat penting dari CVR ini untuk mengetahui kemungkinan faktor manusia, itulah mengapa kita tetap akan menemukan meskipun ditanyatakan selesai dari SAR," katanya.

Sebelumnya, tim kapal riset Baruna Jaya I (BJ1) menurunkan alat baru pendeteksi sinyal bernama  "Acoustic Release Transponder Benthos" dari Amerika Serikat  (AS) untuk mencari "cockpit voice recorder" (CVR) pesawat Lion Air JT 610.

Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT Hammam Riza mengatakan alat bernama "Acoustic Release Transponder Benthos" yang merupakan bantuan AS ini adalah perangkat oseanografi untuk pencarian dan evakuasi instrumentasi dari dasar laut, di mana evakuasi dapat dipicu dari jarak jauh oleh sinyal perintah akustik.

"Rilis khusus terdiri dari hidrofon atau radio dalam air, baterai dan lengan evakuasi untuk melepaskan jangkar menggunakan motor listrik torsi tinggi. Proses pencarian sinyal CVR juga sudah dilakukan dengan menurunkan perahu karet Kapal Riset Baruna Jaya I. Semoga hari ini TIM SAR Baruna Jaya I mendapatkan hasil yang optimal," lanjutnya.

Bagian kotak hitam pesawat Lion Air PK-LQP, yakni CVR hingga hari ke-12 pencarian masih belum ditemukan seiring melemahnya sinyal ping dari CVR.

"Hingga kini bagian kotak hitam, yang CVR bunyi ping, ping-nya semakin lemah. Jumat siang ini Tim SAR Lion Air KR Baruna Jaya 1, masih melakukan konfirmasi (pencarian) sinyal CVR yang tertangkap oleh "Remotely Operated Vehicle" (ROV) BJ1," katanya.

Hammam mengatakan pencarian CVR  juga dibantu oleh penyelam yang dilengkapi dengan  ping locator  dari Basarnas dan bergerak di kedalaman 25 meter di bawah permukaan laut.

Pewarta : Juwita Trisna Rahayu
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024