Jayapura (Antaranews Papua) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bermaknitudo 5,1 SR yang kemudian diperbaharui menjadi 5,0 SR yang mengguncang Timika pada Selasa, pukul 14:34 WIB, tidak berpotensi terjadi tsunami.
Berdasarkan keterangan tertulis Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono yang diterima Antara di Jayapura, Selasa, menyebutkan hasil analisis BMKG menunjukkan episenter gempabumi terletak pada koordinat 4,75 Lintang Selatan dan 137,09 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 41 KM arah Tenggara Kota Timika, Kabupaten Mimika, Propinsi Papua pada kedalaman 39 KM.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Kabupaten Mimika ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan turun mendatar (normal oblique).
Guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di daerah Timika dalam skala intensitas III MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami
Hingga pukul 14.55 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujar Rahmat.
Berdasarkan keterangan tertulis Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono yang diterima Antara di Jayapura, Selasa, menyebutkan hasil analisis BMKG menunjukkan episenter gempabumi terletak pada koordinat 4,75 Lintang Selatan dan 137,09 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 41 KM arah Tenggara Kota Timika, Kabupaten Mimika, Propinsi Papua pada kedalaman 39 KM.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Kabupaten Mimika ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan turun mendatar (normal oblique).
Guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di daerah Timika dalam skala intensitas III MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami
Hingga pukul 14.55 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujar Rahmat.