Jayapura (Antaranews Papua) - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Papua akan merekrut sebanyak 9.000 tenaga relawan guna menyukseskan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX pada 2020 di Bumi Cenderawasih.
Albertho G. Wanimbo, Ketua DPD KNPI Provinsi Papua di Jayapura, Senin, mengatakan 9.000 tenaga relawan yang terdiri dari pemuda Bumi Cenderawasih ini akan ditempatkan di lima kluster terselenggaranya PON 2020 yakni Kota/Kabupaten Jayapura (terhitung satu wilayah), Mimika, Biak, Merauke dan Jayawijaya.
" Padahal kondisi rumah sakit dipantau tim akreditasi, tapi faktor kebersihan tampaknya tidak terlalu diperhatikan pengelola RSUD Wamena ," katanya.
Menurut Albertho, pemuda Papua memiliki banyak potensi, hanya saja tidak banyak cukup ruang yang tersedia untuk memberdayakannya sehingga dengan adanya PON dapat menjadi ajang menggali potensi diri.
"Misalnya dalam seni ukir dan lukis, potensi dan keterampilan yang dimiliki para pemuda Papua dapat direalisasikan menjadi cenderamata atau suvenir PON sehingga ikut meningkatkan ekonomi kreatif," ujarnya.
Dia menjelaskan ekonomi kreatif yang sudah dimulai oleh pemuda harus difasilitasi pemerintah daerah, apalagi yang mendukung penyelenggaraan PON seperti penyajian kopi, pengolahan buah merah menjadi sabun dan bedak.
"Selain itu, pemuda juga harus mulai mengampanyekan PON secara masif, pasalnya pemuda merupakan generasi yang menikmati kegiatan olahraga nasional ini sehingga harus turut serta menyukseskan," katanya lagi.
Dia menambahkan pemuda Papua sudah siap bersaing dengan pemuda dari daerah lain sehingga dengan adanya PON diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang akan mengawal semua program serta kebijakan pemerintah provinsi setempat.
Albertho G. Wanimbo, Ketua DPD KNPI Provinsi Papua di Jayapura, Senin, mengatakan 9.000 tenaga relawan yang terdiri dari pemuda Bumi Cenderawasih ini akan ditempatkan di lima kluster terselenggaranya PON 2020 yakni Kota/Kabupaten Jayapura (terhitung satu wilayah), Mimika, Biak, Merauke dan Jayawijaya.
" Padahal kondisi rumah sakit dipantau tim akreditasi, tapi faktor kebersihan tampaknya tidak terlalu diperhatikan pengelola RSUD Wamena ," katanya.
Menurut Albertho, pemuda Papua memiliki banyak potensi, hanya saja tidak banyak cukup ruang yang tersedia untuk memberdayakannya sehingga dengan adanya PON dapat menjadi ajang menggali potensi diri.
"Misalnya dalam seni ukir dan lukis, potensi dan keterampilan yang dimiliki para pemuda Papua dapat direalisasikan menjadi cenderamata atau suvenir PON sehingga ikut meningkatkan ekonomi kreatif," ujarnya.
Dia menjelaskan ekonomi kreatif yang sudah dimulai oleh pemuda harus difasilitasi pemerintah daerah, apalagi yang mendukung penyelenggaraan PON seperti penyajian kopi, pengolahan buah merah menjadi sabun dan bedak.
"Selain itu, pemuda juga harus mulai mengampanyekan PON secara masif, pasalnya pemuda merupakan generasi yang menikmati kegiatan olahraga nasional ini sehingga harus turut serta menyukseskan," katanya lagi.
Dia menambahkan pemuda Papua sudah siap bersaing dengan pemuda dari daerah lain sehingga dengan adanya PON diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang akan mengawal semua program serta kebijakan pemerintah provinsi setempat.