Biak (ANTARA) - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi XIV (LLDIKTI) menyebut praktik penerapan implementasi Kampus Merdeka Belajar untuk mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi se- Tanah Papua membutuhkan dukungan langsung perusahaan multinasional.
"Keterbatasan perusahaan daerah yang beroperasi di kabupaten tertentu menjadikan mahasiswa belum banyak berkesempatan praktik implementasi Kampus Merdeka Belajar," ujar Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi XIV Papua dan Papua Barat Suriel Semuel Mofu di Biak, Sabtu.
Ia mengatakan, praktek Kampus Merdeka Belajar dapat memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa dalam studi.
Manfaat lain dirasakan mahasiswa mengikuti program Kampus Merdeka Belajar, kata Suriel, dapat mengamalkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama studi perguruan tinggi.
"Kampus Merdeka Belajar bagi mahasiswa di Tanah Papua tetap berjalan sekalipun masih banyak kekurangan di sana sini tetapi ini program pemerintah harus disukseskan semua pemangku kepentingan," sebutnya.
Ia berharap, perusahaan yang beroperasi di daerah tetap membuka kesempatan mahasiswa di Tanah Papua untuk mewujudkan Kampus Merdeka Belajar.
Diakuinya, ke depan mahasiswa peserta Kampus Merdeka Belajar akan terus diperluas hingga ke luar Papua.
Suriel menegaskan, LLDIKTI XIV turut andil dalam mewujudkan kampus Merdeka belajar untuk mahasiswa orang asli Papua.
"Kami terus memberikan support bagi perguruan tinggi swasta dan negeri dalam mempraktikkan program Kampus Merdeka Belajar," katanya.
Hingga tahun akademik 2023/2024 jumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di Tanah Papua mencapai 75 satuan pendidikan tinggi dan mengelola 300 program studi berbagai disiplin ilmu.*