Asmat (Antaranews Papua) – Koordinator Program Lestari Papua Paschalina Rahawarin mengatakan kawasan Rawa Baki Vriendeschap (RBV) di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua memiliki 428 jenis satwa, 15 diantaranya termasuk jenis satwa dilindungi.

Kawasan konservasi dengan luas 123.281 hektare ini juga memiliki ratusan jenis tumbuhan, termasuk diantaranya 37 jenis anggrek.

“Kawasan RBV Kabupaten Asmat seluas 123.281, 262 hektar, memiliki kekhasan ekosistem berupa hutan rawa, lahan kering dan keragaman hayati yang lengkap, dan juga sebagai tempat spiritual masyarakat adat,” kata Paschalina di Agats, Selasa (4/12).

Paschalina mengatakan kawasan Rawa Baki sangat penting dan perlu dikelola dengan baik untuk keberlangsungan lingkungan dan alam kawasan tersebut.

Ia menyebut terdapat 428 jenis satwa yang ada di kawasan RBV, seperti binatang mamalia, burung, reptilia, amfibi, kupu-kupu, capung dan ikan air tawar.

Terdapat juga 13 jenis anggrek yang dilindungi karena menjadi habitat satwa endemik, seperti kura-kurang moncong babi, burung kaka tua, jambul kuning, nuri kepala hitam, mambruk dan buaya air tawar.

“Asmat juga memiliki 107 jenis tumbuhan kayu, termasuk jenis kayu komersial seperti merbau, meranti dan gaharu,” katanya.

Ia berharap agar pemerintah daerah dan masyarakat setempat dapat melakukan pengawasan terhadap kawasan tersebut, sehingga ekosistem dan keberlangsungan hidup satwa serta tumbuhan tetap lestari.

“Dalam kawasan tersebut ada juga 21 jenis ikan air tawar dan tempat-tempat penting masyarakat adat yang meliputi dusun sagu, tempat sakral, tempat keramat dan kampung lama serta daerah aliran sungai yang berpotensi sebagai sumber air tawar,” katanya.

Paschalina menambahkan bahwa saat ini ancaman terhadap kawasan RBV ialah terkait eksploitasi kayu jenis merbau yang cukup tinggi di Asmat. Jenis kayu ini dimanfaatkan untuk konstruksi rumah dan jalan.

“Juga terjadi perburuan terhadap kura-kura moncong babi dan binatang lainnya, yang dilakukan setiap musim. Itu sebabnya kami melalui berbagai diskusi di tingkat nasional hingga daerah, mendorong pengusulan Rawa Baki menjadi kawasan ekosistem esensial di Kementerian Lingkungan Hidup,” ujarnya. (*/adv)

Pewarta : Eman
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024