Asmat (Antaranews Papua) – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Asmat, Provinsi Papua menggelar pelatihan Pengawasan Orang Asing (POA) di Agats, Selasa (11/12).
Peserta pelatihan sebanyak 50 orang dari sejumlah instansi daerah, unsur TNI-Polri, organisasi sosial kemasyarakatan dan para tokoh.
Kegiatan itu dibuka Sekda Asmat Bartholomeus Bokoropces, dan dihadiri Kepala Seksi Pengawasan Lembaga Asing Ditjen Polpum Kementerian Dalam Negeri Katarina Rambu Babang, Kasubsie Penindakan Imigrasi Kelas II Mimika Harlo dan para kepala OPD.
Sekda Asmat Bartholomeus Bokoropces mengatakan pelatihan pengawasan orang asing itu penting untuk dilaksanakan, mengingat intensitas warga asing di Asmat dalam tiap tahun cukup tinggi.
“Kita perlu berhati-hati dengan orang asing yang masuk, karena kita tidak mengetahui dengan jelas tujuan mereka. Kita perlu memantau agar Asmat tetap terjaga dan aman,” kata Barthol.
Menurutnya, budaya Asmat terkenal hingga mancanegara. Hal itu yang menarik perhatian para wisatawan untuk mengunjungi Asmat.
“Tapi kita harus hati-hati, karena mungkin tidak semua wisatawan itu datang sekedar melihat budaya Asmat. Mungkin ada tujuan lainnya,” ujar Barthol.
Ia mengharapkan melalui pelatihan tersebut peserta mendapat pengetahuan khusus terkait pengawasan orang asing di Kabupaten Asmat.
Kasi Pengawasan Lembaga Asing Ditjen Polpum Kemendagri Katarina Rambu Babang mengatakan pemerintah memperketat pengawasan terhadap lembaga asing dan orang asing di Indonesia, termasuk di Asmat.
“Kehadiran orang asing mungkin berdampak negatif seperti pelanggaran ijin tinggal, visa dan ketentuan perundangan lainnya. Pengawasan perlu diperketat dan terkoordinasi,” kata Katarina.
Ia menambahkan bahwa Indonesia memiliki budaya yang unik dan menarik, termasuk di Asmat Papua. Bukan tidak mungkin aset-aset budaya tersebut dicuri oleh pihak asing.
“Oleh karena itu kita memang harus melakukan pengawasan, dan diharapkan ada keterlibatan semua pihak, termasuk masyarakat,” ujarnya. (*/adv)
Peserta pelatihan sebanyak 50 orang dari sejumlah instansi daerah, unsur TNI-Polri, organisasi sosial kemasyarakatan dan para tokoh.
Kegiatan itu dibuka Sekda Asmat Bartholomeus Bokoropces, dan dihadiri Kepala Seksi Pengawasan Lembaga Asing Ditjen Polpum Kementerian Dalam Negeri Katarina Rambu Babang, Kasubsie Penindakan Imigrasi Kelas II Mimika Harlo dan para kepala OPD.
Sekda Asmat Bartholomeus Bokoropces mengatakan pelatihan pengawasan orang asing itu penting untuk dilaksanakan, mengingat intensitas warga asing di Asmat dalam tiap tahun cukup tinggi.
“Kita perlu berhati-hati dengan orang asing yang masuk, karena kita tidak mengetahui dengan jelas tujuan mereka. Kita perlu memantau agar Asmat tetap terjaga dan aman,” kata Barthol.
Menurutnya, budaya Asmat terkenal hingga mancanegara. Hal itu yang menarik perhatian para wisatawan untuk mengunjungi Asmat.
“Tapi kita harus hati-hati, karena mungkin tidak semua wisatawan itu datang sekedar melihat budaya Asmat. Mungkin ada tujuan lainnya,” ujar Barthol.
Ia mengharapkan melalui pelatihan tersebut peserta mendapat pengetahuan khusus terkait pengawasan orang asing di Kabupaten Asmat.
Kasi Pengawasan Lembaga Asing Ditjen Polpum Kemendagri Katarina Rambu Babang mengatakan pemerintah memperketat pengawasan terhadap lembaga asing dan orang asing di Indonesia, termasuk di Asmat.
“Kehadiran orang asing mungkin berdampak negatif seperti pelanggaran ijin tinggal, visa dan ketentuan perundangan lainnya. Pengawasan perlu diperketat dan terkoordinasi,” kata Katarina.
Ia menambahkan bahwa Indonesia memiliki budaya yang unik dan menarik, termasuk di Asmat Papua. Bukan tidak mungkin aset-aset budaya tersebut dicuri oleh pihak asing.
“Oleh karena itu kita memang harus melakukan pengawasan, dan diharapkan ada keterlibatan semua pihak, termasuk masyarakat,” ujarnya. (*/adv)