Jayapura (ANTARA News Papua) - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura mengungkapkan potensi hujan dengan intensitas cukup tinggi di wilayah Pegunungan Tengah Papua pada sisa Januari 2019, dapat menganggu penerbangan di kawasan tersebut.

"Untuk evaluasi hujan di Desember 2018, intensitas hujan tertinggi di daerah Nimbongkrang dan yang paling rendah di Serui. Perkiraan januari intensitas hujan tertinggi di pegunungan tengah," ujar kepala Balai Besar BMKG Wilayah V Jayapura, Petrus Demon Silli, di Jayapura, Senin.

Ia menjelaskan puncak musim hujan di Papua akan datang pada Januari hingga Februari 2019, dan dari pengamatan yang dilakukan BMKG, curah hujan tertinggi akan terjadi di wilayah pegunungan tengah Papua.

Menurut dia, hal tersebut sewaktu-waktu dapat mengganggu jalur penerbangan sehingga perusahaan penerbangan diminta untuk lebih waspada dan mematuhi setiap peringatan yang diberikan oleh otoritas bandara.

"Memang prediksi intensitas hujan di pegunungan tengah sangat berpengaruh kepada penerbangan karena bagaimana pun diprediksi kami curah hujan yang paling tinggi (300-500 MM/bulan) diperkirakan di Kabupaten Jayawijaya, Membramo Tengah, Lanny Jaya, Yahukimo, Nduga, Tolikara dan Yalimo," kata dia.

Petrus menyebut sekarang ini potensi hujan tetap ada pada malam dan dini hari karena ada tekanan rendah di wilayah utara dan di wilayah selatan ada pertumbuhan siklon yang bisa memiju tumbuhnya awan hujan.

Untuk wilayah lain di Papua, ia mengatakan tetap ada potensi terjadinya hujan, namun kecenderungannya terjadi malam hingga dini hari.

"Potensi hujan lebih cendrung di malam (mulai pukul 21.00 hingga 03.00). Lebih enak (terbang) di pagi hari karena masih `clear` seperti biasa, kalau sudah siang sudah agak sulit," katanya.

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024