Timika (ANTARA News Papua) - Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisporbudrapar) Mimika Muhammad Thoha mengatakan festival tarian adat suku Amungme dan Kamoro akan dijadikan agenda tahunan.
"Kami sudah usulkan agar 2019 ini diadakan lagi bahkan dijadikan sebagai agenda tahunan sehingga setiap tahun bisa kita gelar kegiatan ini," kata Thoha di Timika, Rabu.
Festival tarian adat Amungme dan Kamoro pernah digelar pada 2018 di mana pada keguatan itu sanggar tari dari suku Amungme dan Kamoro masing-masing menampilkan tarian adat masing-masing. Keduanya merupakan dua suku asli Kabupaten Mimika.
Acara yang digelar selama dua hari di Timika itu menarik perhatian warga Timika untuk menyaksikan tarian adat yang disuguhkan.
Disporbudrapar sebagai penyelengara kegiatan juga memberikan apresiasi berupa hadiah piala dan uang tunai kepada sanggar yang dinilai tampil dengan baik dan dibagi menjadi dua kategori yaitu tarian suku Kamoro dan suku Amungme.
Thoha mengatakan dengan dijadikannya festival ini sebagai agenda rutin tahunan, diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun luar negeri.
"Di Timika wisatawan tidak hanya datang untuk mendaki puncak Cartenz saja, tetapi juga ada hal-hal lain yang bisa menjadi daya tarik wisatawan salah satunya yaitu budaya setempat," katanya.
Ia berharap agar festival tersebut juga dapat menjadi ajang promosi wisata, bukan hanya tarian tetapi juga busana bahkan makanan khas dua suku asli di Kabupaten Mimika itu.
Dusporbudrapar pada tahun ini mengagendakan festival tarian adat yang digelar menjelang HUT RI atau HUT Kabupaten Mimika pada Oktober.
"Kami sudah usulkan agar 2019 ini diadakan lagi bahkan dijadikan sebagai agenda tahunan sehingga setiap tahun bisa kita gelar kegiatan ini," kata Thoha di Timika, Rabu.
Festival tarian adat Amungme dan Kamoro pernah digelar pada 2018 di mana pada keguatan itu sanggar tari dari suku Amungme dan Kamoro masing-masing menampilkan tarian adat masing-masing. Keduanya merupakan dua suku asli Kabupaten Mimika.
Acara yang digelar selama dua hari di Timika itu menarik perhatian warga Timika untuk menyaksikan tarian adat yang disuguhkan.
Disporbudrapar sebagai penyelengara kegiatan juga memberikan apresiasi berupa hadiah piala dan uang tunai kepada sanggar yang dinilai tampil dengan baik dan dibagi menjadi dua kategori yaitu tarian suku Kamoro dan suku Amungme.
Thoha mengatakan dengan dijadikannya festival ini sebagai agenda rutin tahunan, diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun luar negeri.
"Di Timika wisatawan tidak hanya datang untuk mendaki puncak Cartenz saja, tetapi juga ada hal-hal lain yang bisa menjadi daya tarik wisatawan salah satunya yaitu budaya setempat," katanya.
Ia berharap agar festival tersebut juga dapat menjadi ajang promosi wisata, bukan hanya tarian tetapi juga busana bahkan makanan khas dua suku asli di Kabupaten Mimika itu.
Dusporbudrapar pada tahun ini mengagendakan festival tarian adat yang digelar menjelang HUT RI atau HUT Kabupaten Mimika pada Oktober.