Jayapura  (ANTARA News Papua) - Pejabat Dinas Kesehatan Provinsi Papua menyebutkan pihaknya mencatat sebanyak 39.798 kasus HIV/AIDS yang ditemukan pada pengidapnya sejak 1992 hingga 2018.
   
"Kasus HIV-AIDS di Papua ditemukan sejak 1992 jadi sampai triwulan ke empat 2018 jumlah kasusnya 39.978 kasus," kata Kepala Seksi HIV/AIDS dan IMS Dinkes Papua dr Rindang P. Marahaba di Jayapura, Rabu.
   
Rindang menjelaskan bahwa puluhan ribu kasus HIV/AIDS itu merupakan kasus yang ditemukan dan dilaporkan dari masing-masing kabupaten/kota di Papua yang tercantum dalam laporan survailens, yang dilaporkan setiap tiga bulan.

Dari jumlah kasus yang dilaporkan itu, jumlah kasus HIV sebanyak  15.176 kasus, dan yang terkena kasus AIDS sebanyak 24.802.
   
"Ini pertanda bahwa bisa jadi kita di Papua ada sedikit keterlambatan pada penemuan kasus, karena sebaiknya kasus HIV ditemukan sebelum berkembang menjadi AIDS," katanya.
   
Dari 39.978 kasus itu yang sudah meninggal dunia dilaporkan sebanyak 2.354 orang.

"Data-data ini harusnya dikumpulkan setiap triwulan setiap tahun, tetapi ada beberapa kabupaten yang tidak melaporkan dara survailens ini karena terkendala jaringan sehingga sulit mengirimkan laporan, agak susah," ujarnya.
   
Ia mengatakan Dinas Kesehatan beserta jajarannya baik di provinsi maupun kabupaten/kota sudah mengintervensi berupa pemberian obat antiretroviral (ARV) melalui rumah sakit setempat.

Hanya saja, kasus yang dilaporkan itu belum secara merata, terbukti dari sebaran layanan yang bisa lakukan tes HIV dan yang bisa memberikan ARV. 
   
"Oleh karena itu, kita masih dalam proses bagaimana menggali istilah terkait HIV-AIDS yakni fenomena gunung es," ujarnya.
   
Dia menambahkan, dengan melihat pada prevalensi Papua berdasarkan STBP tahun 2013 sebesar 2,3 persen maka kasus yang masih harus dicari lagi sekitar 72.000 kasus.
   
"Jika posisi saat ini yang sekitar 39.978 kasus berarti setengah dari itu yang harus dicari, hanya kendalanya di daerah pegunungan Papua, hanya ada satu dua layanan saja yang memberikan pelayanan HIV/AIDS," ujarnya.
   
Berbeda dengan Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan Mimika hampir semua layanan bisa memberikan pelayanan HIV/AIDS.

"Itu berarti boleh dikatakan kerja Dinkes Papua masih banyak dan masih berproses," ujarnya.
 

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024