Jayapura (ANTARA) - Aktivitas belajar mengajar di Sekolah Dasar (SD) YPK di Distrik Senggi, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, sudah lebih dari satu tahun sejak awal 2018 tidak lagi beroperasi akibat tidak ada pendaan dari Yayasan Pendidikan Kristen yang menaungi sekolah-sekolah tersebut.

"Selama ini tidak ada dana dari Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) sehingga tiga SD YPK itu sudah lumpuh total, sudah tidak ada lagi proses belajar-mengajar sejak Januari 2018 hingga kini," kata Kepala SD Negeri 1 Inpres Distrik Senggi, Warji ketika di konfirmasi dari Jayapura, Kamis.

Warji mengatakan, tiga SD yang sudah tidak ada aktivitas belajar mengajar itu, yakni SD YPK Walai, SD YPK Sembra,dan SD YPK Kasenar. Ketiga SD YPK itu, sudah tidak ada murid dan guru-guru terpaksa berhenti mengajar.

"Ujian sekolah kali ini tidak jalan. Belum lama ini, Ketua YPK sudah datang untuk melihat kondisi tiga sekolah itu namun belum ada penyelesaian," katanya.

Padahal, ada siswa yang menjadi peserta ujian nasional, namun karena sudah tidak ada proses belajar mengajar tidak diketahui nasibnya. Saat ini, kondisi sekolah tidak terawat, rumput lebih tinggi dari tiga sekolah dasar tersebut.

Menurut dia, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdik) Kabupaten Keerom juga sudah datang untuk melihat kondisi tiga sekolah tersebut tetapi belum ada tindak lanjut,

"Padahal pengelola sekolah sudah menerima dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) tetapi sekolah tersebut akhirnya tutup," katanya.

Akses ke Senggi dari Kabupaten Keerom melalui jalan darat, namun  kondisi jalan rusak. Perjalanan dari ibu kota Kabupaten Keerom ke Senggi memakan waktu selama empat jam perjalanan.
 

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024